JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) menegaskan bahwa pemulihan layanan internet di Aceh sangat bergantung pada arahan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Bahlil Lahadalia serta koordinasi dengan PLN.
Saat ini, menara pemancar (BTS) yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor baru aktif sekitar 40 persen. Ketua Umum Apjatel, Jerry Mangasas Swandy, menyebut bahwa pasokan listrik menjadi faktor utama agar jaringan dapat berfungsi secara optimal.
“Kebetulan interkoneksi BTS tergantung power. Saat ini kita kejar-kejaran karena PLN adalah satu-satunya penyedia listrik. Ketika BTS up, secara pipa dan fiber optik, semua distribusi layanan data bisa berjalan,” kata Jerry.
Ia menambahkan bahwa pekerja lapangan menghadapi kondisi sulit, mulai dari lumpur hingga pohon tumbang, namun tetap berkomitmen mengembalikan layanan demi masyarakat terdampak.
Sementara itu, di provinsi lain seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat, pemulihan layanan sudah mencapai hampir 100 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa Aceh menjadi fokus utama untuk pemulihan infrastruktur digital.
Tantangan Infrastruktur
Jerry menekankan bahwa infrastruktur fiber optik di Aceh sudah siap, namun tetap menunggu arahan dari Menteri ESDM untuk memastikan pasokan listrik mencukupi. Menurutnya, semua asosiasi industri telekomunikasi diarahkan untuk mempercepat pemulihan.
“Fokus kita sekarang di Aceh karena provinsi lain relatif aman. Infrastruktur fiber optik telah siap, tinggal arahan dari Pak Bahlil agar listrik tersedia,” jelas Jerry. Kondisi ini menunjukkan bahwa aspek teknis jaringan sudah terencana dengan baik, hanya membutuhkan dukungan logistik energi untuk mengaktifkan seluruh menara BTS.
Dengan menara yang kembali aktif, masyarakat diharapkan bisa segera menikmati akses internet stabil untuk komunikasi, pendidikan, dan aktivitas ekonomi yang sempat terganggu akibat bencana.
Peran PLN dan Pemerintah
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa jumlah menara aktif di Aceh masih berkisar 40 persen. Sementara itu, Sumut telah pulih 98 persen dan Sumbar mencapai 99 persen. Ia menekankan pentingnya dukungan PLN dalam penyediaan energi untuk mempercepat pemulihan jaringan.
“Fokus sekarang di Aceh, karena konektivitas menara masih sekitar 40 persen. Faktor utama adalah listrik dan gangguan transmisi,” ujarnya. Menkomdigi menekankan bahwa kerja sama pemerintah dan operator sangat penting agar masyarakat terdampak bencana bisa segera kembali terhubung dengan layanan digital.
Peran PLN tidak hanya menyediakan pasokan listrik, tetapi juga memastikan keamanan infrastruktur dari risiko kerusakan tambahan akibat cuaca ekstrem atau medan sulit. Ketersediaan energi yang stabil akan memungkinkan operator telekomunikasi mengaktifkan menara secara berkelanjutan.
Dukungan Masyarakat dan Kolaborasi
Selain fokus pada jaringan, pemerintah menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak. Operator telekomunikasi, tim teknis, dan relawan bekerja bersama untuk membersihkan jalur, menyingkirkan pohon tumbang, dan memastikan jalur fiber optik aman.
Jerry mengajak masyarakat untuk bersabar dan mendukung upaya pemulihan ini. “Mohon doanya kepada semua pihak. Pekerja di lapangan cukup melelahkan, tapi ini menjadi amal ibadah dan berkat bagi masyarakat,” ujarnya.
Pemulihan internet juga menjadi prioritas karena konektivitas menjadi kebutuhan utama, termasuk untuk pendidikan daring, komunikasi keluarga, layanan kesehatan digital, dan akses informasi bencana. Pemerintah berharap, dengan koordinasi yang baik antara ESDM, PLN, dan operator, layanan internet di Aceh dapat kembali normal dalam waktu dekat.