PLTU

PLTU Jawa 9 dan 10 Resmi Pasok Listrik Jawa-Bali

PLTU Jawa 9 dan 10 Resmi Pasok Listrik Jawa-Bali
PLTU Jawa 9 dan 10 Resmi Pasok Listrik Jawa-Bali

JAKARTA - Ketersediaan listrik yang andal dan berkelanjutan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi sekaligus penopang aktivitas masyarakat sehari-hari.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, PT Hutama Karya (Persero) merampungkan pembangunan dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) terbesar di Indonesia, yakni PLTU Jawa 9 dan 10 dengan kapasitas masing-masing 1.000 megawatt (MW). 

Berlokasi di Suralaya, Cilegon, Banten, proyek berkapasitas total 2.000 MW ini kini telah beroperasi penuh dan resmi terhubung ke jaringan listrik nasional, siap menerangi jutaan rumah di Pulau Jawa dan Bali.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menegaskan bahwa keberadaan PLTU raksasa ini bukan hanya menambah pasokan energi, tetapi juga menghadirkan teknologi modern yang lebih ramah lingkungan. 

“Dengan kapasitas total 2.000 MW, pembangkit ini mampu menyuplai listrik untuk kebutuhan sekitar 14 juta rumah tangga–15 juta rumah tangga Indonesia, terutama di wilayah Jawa dan Bali," ujar Adjib.

Pasokan Energi Setara Empat Kota Besar

Kapasitas PLTU Jawa 9 dan 10 cukup untuk memasok listrik harian setara dengan kebutuhan gabungan kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Adjib menjelaskan, unit pertama sudah mulai mengalirkan listrik sejak 4 Maret 2025, disusul unit kedua pada 1 Mei 2025. Kini, keduanya sudah beroperasi penuh dan menjadi bagian penting sistem kelistrikan nasional.

Dengan tambahan pasokan sebesar 2.000 MW, kontribusi pembangkit ini mencapai 6,4 persen dari total listrik nasional. Artinya, masyarakat di Jawa dan Bali kini dapat menikmati suplai listrik yang lebih stabil dengan risiko pemadaman yang semakin kecil.

Teknologi Ultra Super Critical (USC)

Salah satu keunggulan PLTU Jawa 9 dan 10 adalah penerapan teknologi Ultra Super Critical (USC), sebuah inovasi yang membuat penggunaan bahan bakar batu bara lebih efisien. USC bekerja layaknya mesin mobil hemat bahan bakar, menghasilkan listrik dalam jumlah sama dengan konsumsi batubara yang lebih sedikit.

Keunggulan teknologi ini berdampak langsung pada pengurangan emisi. PLTU juga dilengkapi filter debu raksasa yang mampu menangkap hingga 99 persen partikel sebelum dilepaskan ke udara, serta sistem pencuci asap yang mengurangi gas berbahaya dari cerobong. Ditambah alat penurun gas beracun, udara yang dilepaskan ke lingkungan sudah berada jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah.

Lebih jauh, pembangkit ini sudah dipersiapkan untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan di masa mendatang, sehingga tetap relevan dalam agenda transisi energi nasional.

Dampak Positif bagi Kehidupan Sehari-hari

Beroperasinya PLTU Jawa 9 dan 10 membawa manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat. Dengan tambahan kapasitas besar, listrik menjadi lebih terjangkau dan keandalan pasokan meningkat. Aktivitas sehari-hari masyarakat—dari belajar, bekerja, hingga kegiatan keluarga di rumah—tidak lagi terganggu oleh ancaman pemadaman bergilir.

Selain memberi manfaat langsung pada konsumen, proyek ini juga berdampak signifikan pada perekonomian daerah. Pembangunan PLTU menyerap lebih dari 10.000 pekerja, di mana 30 persen di antaranya berasal dari masyarakat sekitar Cilegon. Kini, pada tahap operasional, pembangkit ini membuka lapangan kerja tetap sekaligus mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah.

“Warung makan, toko kelontong, jasa transportasi, dan berbagai usaha lainnya ikut merasakan dampak positif dari kehadiran proyek pembangkit ini,” imbuh Adjib.

Infrastruktur dengan Standar Internasional

Dari sisi infrastruktur, PLTU Jawa 9 dan 10 dibangun dengan standar internasional. Selain pembangkit utama, Hutama Karya juga menyiapkan fasilitas pendukung seperti pelabuhan khusus untuk pasokan batubara dan jalur transmisi yang menghubungkan langsung dengan sistem kelistrikan nasional.

Dengan konstruksi berteknologi tinggi, PLTU ini diproyeksikan mampu beroperasi andal selama puluhan tahun ke depan. Investasi yang ditanamkan tidak hanya memberi manfaat jangka pendek, tetapi juga menjamin pasokan energi hingga beberapa dekade mendatang.

Komitmen terhadap Lingkungan

Meski menggunakan batubara, Hutama Karya menegaskan bahwa aspek lingkungan menjadi perhatian serius dalam pembangunan PLTU Jawa 9 dan 10. Selama proyek berlangsung, pemantauan kualitas udara dan air laut dilakukan secara berkala untuk memastikan tidak ada pencemaran yang membahayakan masyarakat dan ekosistem sekitar.

Selain itu, perusahaan melaksanakan program penghijauan dengan penanaman pohon di sekitar area proyek untuk menyerap emisi karbon dioksida. Pengelolaan limbah pun dilakukan dengan ketat, memisahkan sampah berbahaya dari non-berbahaya, serta bekerja sama dengan pihak berizin untuk penanganannya.

“Kami juga aktif menjalin kerja sama dengan komunitas lokal dalam program lingkungan berkelanjutan, melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan,” jelas Adjib.

Investasi Energi Jangka Panjang

Pembangunan PLTU Jawa 9 dan 10 menjadi bagian penting strategi energi nasional. Selain meningkatkan kapasitas listrik Jawa-Bali, proyek ini menunjukkan kemampuan Indonesia membangun infrastruktur energi skala besar dengan standar internasional.

Dengan menggabungkan teknologi ramah lingkungan, manfaat sosial-ekonomi, serta komitmen menjaga kelestarian, kehadiran dua PLTU ini diharapkan menjadi tonggak baru penyediaan energi yang lebih andal di Indonesia.

Hadirnya PLTU Jawa 9 dan 10 berkapasitas 2.000 MW di Suralaya, Banten, menandai lompatan besar dalam pasokan energi untuk Pulau Jawa dan Bali. Teknologi Ultra Super Critical menjadikan pembangkit ini lebih efisien, ramah lingkungan, serta siap mendukung transisi energi di masa depan.

Dampaknya tidak hanya pada ketersediaan listrik yang lebih stabil, tetapi juga pada perekonomian masyarakat sekitar melalui penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan usaha kecil. Dengan standar infrastruktur internasional dan komitmen terhadap lingkungan, PLTU ini di

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index