JAKARTA - Pemerintah menargetkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) lapangan usaha transportasi dan pergudangan pada 2025 mencapai 9,73%.
Angka ini lebih tinggi dari rentang proyeksi sebelumnya yang berada di kisaran 6,4%–6,9%. Kenaikan target tersebut tercantum dalam Lampiran I Peraturan Presiden (Perpres) No. 79/2025 yang memuat Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2025.
Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2024 sebesar 8,69%, target 2025 menunjukkan optimisme pemerintah terhadap penguatan sektor transportasi dan pergudangan. Peningkatan ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi nasional 2025 sebesar 5,3%, lebih tinggi dari capaian 2024 yang sebesar 5,03%.
“Pencapaian sasaran Pertumbuhan Ekonomi tahun 2025 sebesar 5,3% didukung oleh stabilitas ekonomi makro yang diupayakan terus menguat dengan memastikan indikator makro fiskal tetap berkinerja baik untuk menjamin keberlanjutan pembangunan dalam jangka menengah-panjang,” tulis pemerintah dalam beleid tersebut.
Penguatan Peran Pergudangan Nasional
Selain fokus pada transportasi, pemerintah juga mendorong peningkatan peran sektor pergudangan. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah mendirikan Koperasi Desa Merah Putih. Koperasi ini akan menjalankan berbagai jenis usaha, tidak hanya sembako, simpan pinjam, klinik, dan apotek, tetapi juga mencakup pergudangan atau cold storage serta layanan logistik.
Langkah tersebut diharapkan mampu memperkuat jaringan distribusi logistik dari tingkat desa hingga kota besar. Dengan demikian, arus barang dapat lebih efisien dan mampu menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok di berbagai wilayah.
Pemerintah melihat sektor pergudangan sebagai bagian penting dalam mendukung rantai pasok nasional. Dengan ketersediaan cold storage, kualitas bahan pangan dapat lebih terjaga dan risiko kerugian akibat kerusakan barang dapat diminimalkan.
Pertumbuhan Positif Sepanjang 2025
Berdasarkan data kumulatif hingga semester I/2025, PDB sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 8,75% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara tahunan, pada kuartal II/2025 pertumbuhan tercatat 8,52% year on year (YoY).
Kontribusi sektor ini terhadap total PDB kuartal II/2025 mencapai 0,40% dari total PDB yang sebesar 5,12%. Hal ini menunjukkan peran penting transportasi dan pergudangan dalam menopang laju perekonomian nasional.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh meningkatnya jumlah penumpang angkutan rel dan laut, serta bertambahnya volume barang yang diangkut melalui seluruh moda transportasi. Peningkatan aktivitas distribusi ini menjadi indikator pulihnya mobilitas masyarakat dan dunia usaha.
Tantangan dan Peluang Tahun Depan
Meski mencatatkan pertumbuhan positif, laju pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan pada kuartal II/2025 sedikit melambat dibandingkan kuartal I/2025 yang sebesar 9,01% YoY, serta kuartal II/2024 yang mencapai 9,56%.
Bahkan, pada tahun 2023 sektor ini mampu tumbuh dua digit, yakni 13,96% YoY. Pertumbuhan pesat pada 2023 dipicu oleh lonjakan mobilitas masyarakat pasca-pandemi Covid-19, pembukaan jalur penerbangan langsung dari Tiongkok dan India, serta kebijakan libur dan cuti bersama yang mendukung peningkatan perjalanan wisatawan.
Meski demikian, pemerintah optimistis bahwa target 2025 akan tercapai dengan didukung proyek-proyek transportasi dan logistik, termasuk pembangunan infrastruktur dan program peningkatan konektivitas. Upaya ini diharapkan mampu menekan biaya logistik, meningkatkan efisiensi, dan mendorong daya saing nasional di tengah persaingan global.