JAKARTA - PT Pegadaian terus menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat bisnis logam mulia atau bullion di tengah tren kenaikan harga emas dunia.
Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi emas sebagai instrumen lindung nilai, perusahaan pelat merah ini optimistis mampu mengelola hingga 25 ton emas pada akhir tahun 2025.
Kepala Divisi Bisnis Bullion Pegadaian, Kadek Eva Suputra, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, total emas yang dikelola perusahaan telah mencapai 24 ton.
Ia menuturkan, pencapaian tersebut tidak terlepas dari strategi penguatan bisnis bullion yang dijalankan secara berkelanjutan oleh Pegadaian.
“Pada akhir tahun 2025, kami memproyeksikan bahwa kelolaan emas di perusahaan mencapai 25 ton,” ujar Kadek.
Menurutnya, target tersebut bukan semata ambisi, melainkan refleksi dari meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Pegadaian sebagai lembaga jasa keuangan yang memiliki pengalaman panjang dan reputasi kuat dalam pengelolaan logam mulia.
Bisnis Bullion Jadi Pilar Baru Pertumbuhan Pegadaian
Dalam beberapa tahun terakhir, Pegadaian tak hanya dikenal sebagai penyedia layanan gadai konvensional, tetapi juga semakin fokus mengembangkan bisnis bullion.
Langkah ini diambil untuk menjawab meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap investasi emas, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kadek menjelaskan, sektor bullion kini menjadi salah satu pilar pertumbuhan strategis perusahaan. Pegadaian berupaya memperluas portofolio bisnisnya melalui inovasi produk dan penguatan infrastruktur ekosistem emas yang terintegrasi, mulai dari pembelian, penyimpanan, hingga penjualan kembali.
Sebagai lembaga yang menjalankan kegiatan usaha di bidang bullion, Pegadaian memastikan seluruh aktivitasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Kami wajib memastikan seluruh aktivitas bisnis berjalan sesuai dengan regulasi pemerintah, tata kelola organisasi, operasional transaksi, hingga pelaporan yang akuntabel dan transparan,” tegasnya.
Kadek merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion, yang menjadi pedoman utama bagi pelaku industri dalam menjalankan kegiatan perdagangan logam mulia.
Tantangan Bisnis Emas di Tengah Fluktuasi Harga
Meski prospeknya menjanjikan, Kadek mengakui bahwa bisnis emas memiliki tantangan tersendiri. Harga emas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor global, seperti ketegangan geopolitik, inflasi, kebijakan moneter bank sentral, dan tingkat kelangkaan pasokan.
“Tantangan muncul karena harga emas dipengaruhi banyak faktor, mulai dari kondisi geopolitik, inflasi, kebijakan moneter bank sentral, hingga kondisi kelangkaan. Hal ini menuntut perusahaan menyusun strategi mitigasi risiko yang tepat,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi risiko fluktuasi tersebut, Pegadaian menerapkan sejumlah langkah strategis. Salah satunya melalui diversifikasi produk investasi emas, baik dalam bentuk tabungan emas, cicilan emas, maupun pembiayaan berbasis logam mulia.
Selain itu, perusahaan juga terus berinovasi menghadirkan layanan digital yang memudahkan masyarakat berinvestasi secara aman dan transparan.
Inovasi dan Edukasi Jadi Kunci Penguatan Ekosistem Emas
Kadek menuturkan, Pegadaian kini tengah membangun ekosistem emas yang semakin komprehensif. Tidak hanya menyediakan produk investasi, tetapi juga mengembangkan layanan pendukung seperti penyimpanan emas (gold storage), logistik, serta fasilitas perdagangan emas digital.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap investasi logam mulia, sekaligus memperkuat posisi Pegadaian sebagai pemain utama di sektor bullion nasional.
Selain itu, Pegadaian juga aktif melakukan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat. Melalui berbagai program sosialisasi, Pegadaian berupaya meningkatkan pemahaman publik mengenai fungsi emas sebagai instrumen investasi jangka panjang yang relatif aman dan stabil.
“Diversifikasi produk, inovasi layanan, pembangunan ekosistem emas yang terintegrasi, serta penguatan literasi kepada masyarakat menjadi fokus utama kami,” tutur Kadek.
Respons terhadap Tren Harga Emas Global
Tren harga emas dunia yang terus menanjak sepanjang 2025 menjadi salah satu pendorong minat masyarakat terhadap investasi logam mulia. Kenaikan harga ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi pemotongan suku bunga di berbagai negara.
Pegadaian melihat kondisi ini sebagai peluang untuk memperluas jangkauan bisnis bullion-nya. Dengan strategi yang adaptif dan efisien, perusahaan berupaya menjaga kinerja tetap stabil di tengah volatilitas harga global.
Selain fokus pada peningkatan volume kelolaan emas, Pegadaian juga memperkuat kemitraan dengan berbagai pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri, guna memastikan pasokan logam mulia yang berkelanjutan dan efisien.
Prospek Cerah Menuju Akhir 2025
Melihat capaian saat ini, Pegadaian optimistis dapat merealisasikan target kelolaan emas sebesar 25 ton di akhir 2025. Peningkatan minat investasi masyarakat, dukungan regulasi, serta penguatan fondasi bisnis bullion menjadi faktor kunci keberhasilan perusahaan.
Upaya konsisten Pegadaian dalam menjaga tata kelola dan transparansi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Dengan reputasi sebagai lembaga keuangan tepercaya yang sudah berdiri lebih dari 120 tahun, Pegadaian diyakini mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam layanan investasi emas di Indonesia.
Kadek menegaskan, pihaknya akan terus memperkuat inovasi, memperluas jaringan distribusi, dan meningkatkan efisiensi operasional demi memberikan nilai tambah bagi nasabah. “Kami ingin menjadikan emas bukan hanya alat investasi, tetapi juga sarana membangun ketahanan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.