JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) tengah bersiap melakukan peremajaan besar-besaran pada armada kapal penumpangnya.
Upaya ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan DPR RI yang baru-baru ini menyetujui alokasi anggaran Rp4 triliun untuk pembelian tiga kapal baru.
Ketiga kapal tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2028, menggantikan kapal-kapal lama yang sudah melewati usia teknis.
Menurut Humas PT Pelni Ditto Pappalinda, persetujuan anggaran ini menjadi angin segar bagi manajemen perusahaan yang selama bertahun-tahun mengandalkan armada tua untuk melayani jalur laut di berbagai daerah, termasuk wilayah timur Indonesia.
“Alhamdulillah PT Pelni sudah mendapatkan ketuk palu dari DPR RI beberapa waktu lalu, untuk pelunasan kapal penumpang baru. Total perusahaan sudah mendapatkan suntikan PMN di tahun 2024-2025 sebesar Rp4 triliun untuk pembelian tiga kapal baru,” jelas Ditto saat acara bincang media di Kupang, Kamis malam.
Kapal Baru untuk Gantikan Armada Tua
Tiga kapal yang akan segera dipesan Pelni nantinya diproyeksikan menggantikan KM Umsini, KM Lawit, dan KM Kelimutu. Ketiga kapal tersebut sudah beroperasi selama puluhan tahun, bahkan rata-rata usianya mencapai 40 tahun.
“Ketiga kapal itu rata-rata usianya sudah mencapai 40 tahun. Karena itu akan digantikan dengan kapal baru,” ujar Ditto.
Dengan hadirnya kapal-kapal baru, masyarakat pengguna transportasi laut akan mendapat pengalaman yang lebih baik, tidak hanya dari segi kenyamanan, tetapi juga keselamatan.
Armada lama yang sudah melewati masa teknis cenderung menimbulkan risiko operasional lebih besar, sehingga peremajaan menjadi kebutuhan mendesak.
Warga Kupang Bersiap Ucapkan Perpisahan
Bagi warga Kupang dan sekitarnya, kabar ini membawa arti tersendiri. Selama ini, dua dari tiga kapal tua tersebut, yakni KM Umsini dan KM Lawit, rutin melayani jalur Kupang. Ditto mengingatkan masyarakat untuk memanfaatkan sisa waktu keberadaan kapal-kapal itu.
“Untuk warga Kupang yang dilayani oleh KM Umsini dan Lawit, mulai menghitung mundur operasinya. Silakan bernostalgia dengan KM Umsini dan Lawit, rawat kapalnya dengan baik di sisa waktu yang ada,” ujarnya.
Momen perpisahan dengan kapal-kapal legendaris ini tentu meninggalkan kesan emosional, karena banyak warga di daerah timur Indonesia yang memiliki pengalaman panjang dengan perjalanan laut menggunakan kapal Pelni.
26 Armada, 12 Kapal Sudah Tua
Hingga kini, Pelni mengoperasikan 26 kapal penumpang yang melayani seluruh wilayah Nusantara. Namun, dari jumlah tersebut, 12 kapal tercatat telah melewati usia teknis.
Kondisi ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Pelni secara bertahap mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke pemerintah untuk mendanai penggantian kapal.
“Manajemen secara bertahap dengan dukungan pemerintah, setiap tahun akan mengajukan penyertaan modal negara untuk membeli kapal penumpang baru. Jadi dari tahun 2024 sampai 2029 kita akan terus mengajukan PMN ke pemerintah, sehingga 12 kapal yang sudah melewati usia teknis segera diganti,” jelas Ditto.
Dengan pola ini, diharapkan seluruh armada yang sudah tua bisa diganti dalam waktu lima tahun ke depan.
Jumlah Kapal Tetap, Kualitas Ditingkatkan
Meskipun ada pergantian armada, jumlah kapal penumpang yang dimiliki Pelni tetap dipertahankan di angka 26 unit. Strategi ini lebih menekankan pada peningkatan kualitas layanan alih-alih memperluas jumlah kapal.
Namun, Ditto tidak menutup kemungkinan adanya penambahan jika pemerintah memutuskan untuk menambah jumlah armada.
“Jumlahnya akan tetap sama, yakni tetap berjumlah 26 unit kapal penumpang. Tetapi jika pemerintah ingin menambah lagi, Pelni akan sangat menerimanya guna mendukung sektor maritim di Indonesia,” tegasnya.
Pentingnya Peremajaan Armada
Langkah peremajaan armada ini tidak hanya soal menjaga kenyamanan penumpang, tetapi juga erat kaitannya dengan aspek keselamatan dan efisiensi. Kapal yang sudah berusia lebih dari 30 tahun membutuhkan biaya perawatan yang jauh lebih tinggi serta memiliki tingkat kerusakan lebih sering.
Selain itu, penggunaan kapal baru akan memungkinkan penerapan teknologi maritim terkini, mulai dari sistem navigasi, efisiensi bahan bakar, hingga fasilitas penumpang yang lebih ramah lingkungan.
Dengan jalur laut yang menjadi tulang punggung transportasi bagi daerah-daerah kepulauan di Indonesia, kehadiran kapal baru Pelni akan memperkuat aksesibilitas, memperlancar mobilitas masyarakat, serta mendukung distribusi logistik nasional.
Penutup
Keputusan DPR menyetujui anggaran Rp4 triliun untuk tiga kapal baru Pelni menjadi langkah penting dalam membenahi transportasi laut nasional.
Peremajaan armada ini bukan sekadar mengganti kapal tua, tetapi juga memastikan layanan publik di sektor maritim tetap aman, nyaman, dan berdaya saing.
Dengan rencana berkelanjutan hingga 2029, Pelni berharap dapat menyelesaikan penggantian seluruh kapal yang sudah melewati usia teknis.
Bagi masyarakat, terutama pengguna setia Pelni di wilayah timur Indonesia, hal ini menjadi harapan baru sekaligus tanda perpisahan dengan kapal-kapal lama yang penuh kenangan.
Ke depan, jika strategi ini dijalankan konsisten, transportasi laut Indonesia akan semakin siap menjawab tantangan zaman sekaligus memperkuat konektivitas antarwilayah di negeri kepulauan ini.