Karpet

7 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Karpet Mudah Kotor

7 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Karpet Mudah Kotor
7 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Karpet Mudah Kotor

JAKARTA - Karpet di rumah tidak hanya berfungsi sebagai penutup lantai, tetapi juga menjadi salah satu elemen yang sangat rentan terhadap kotoran.

Meskipun rutin dibersihkan atau disedot debu, beberapa kebiasaan sehari-hari ternyata justru membuat karpet semakin kotor dan memperpendek masa pakainya. Debu, kuman, dan serpihan kotoran bisa menumpuk hingga menimbulkan bau tak sedap serta merusak serat karpet, sehingga membuat rumah terlihat kurang rapi dan higienis.

Para ahli kebersihan menyebutkan tujuh kebiasaan yang sering dilakukan di rumah, namun berkontribusi besar terhadap penurunan kualitas karpet. Dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan ini, pemilik rumah bisa lebih efektif merawat karpet, menjaga kebersihan, dan memperpanjang umur pemakaiannya.

1. Memakai Sepatu di Dalam Ruangan
Salah satu kebiasaan yang paling merusak karpet adalah mengenakan sepatu di dalam rumah. Sofia Martinez, pakar kebersihan dan CEO Sparkly Maid Austin, menjelaskan, “Kita telah menyaksikannya berulang kali bahwa sepatu membawa segala macam kotoran tak terlihat, seperti bakteri, serbuk sari, batu-batu kecil, serta minyak dari trotoar.” Kotoran ini kemudian menempel pada serat karpet, terutama pada karpet tebal atau karpet tenun, dan seiring waktu dapat merusak tekstur serta keawetan karpet.

2. Tidak Menyedot Debu di Bawah Karpet
Membersihkan permukaan karpet saja tidak cukup. Banyak pemilik rumah melewatkan bagian bawah karpet yang juga bisa menumpuk debu. Sofia menyarankan agar karpet diangkat dan dibalik minimal sebulan sekali. Hal ini membantu melepaskan kotoran yang terselip di bawah, sehingga penyedotan debu menjadi lebih efektif.

3. Memilih Karpet yang Salah untuk Ruangan
Pemilihan jenis karpet juga memengaruhi tingkat kotoran. Taylor Riley, pakar kebersihan di GermSmart Commercial Cleaning, mengatakan, “Jangan gunakan karpet tebal atau berbulu di bawah meja makan karena serat panjang menjebak remah-remah dan tumpahan yang sulit dibersihkan.” Sebaliknya, untuk area dengan aktivitas tinggi, karpet tipis atau bahan polipropilena lebih dianjurkan karena lebih mudah dibersihkan.

4. Tidak Menggunakan Keset di Pintu Masuk
Keset merupakan garis pertahanan pertama untuk menangkap kotoran dari sepatu sebelum mencapai karpet. Jade Piper, manajer operasional BetterCleans, menekankan, “Tanpanya, karpet dalam ruangan menjadi tempat pertama dan satu-satunya tempat kotoran itu dibersihkan.” Mengabaikan penggunaan keset membuat kotoran menumpuk lebih cepat pada karpet.

5. Melewatkan Pembersihan Mendalam
Membersihkan karpet secara rutin saja tidak cukup. Taylor menyarankan pembersihan mendalam setiap tiga bulan menggunakan ekstraktor karpet atau bilasan air panas. Pembersihan uap juga bisa menjadi alternatif efektif, karena membantu melonggarkan kotoran dan memudahkan penyedotan tanpa merusak serat karpet.

6. Menggunakan Produk Pembersih yang Salah
Pemilihan produk pembersih yang tepat sangat penting. Taylor menegaskan, “Jangan gunakan larutan pembersih yang salah pada karpet halus. Bahan kimia keras dapat memutihkan atau memudarkan warna dan merusak serat.” Sofia menambahkan, penggunaan produk berlebihan juga bisa membuat karpet basah dan menimbulkan bau apak. Alternatifnya, gunakan pembersih pH netral atau campuran cuka dan air, lalu pastikan karpet benar-benar kering.

7. Membiarkan Tanaman Menetes ke Karpet
Kebiasaan terakhir yang sering diabaikan adalah menempatkan tanaman hias tanpa memperhatikan air yang menetes ke karpet. Jade Piper menekankan pentingnya mengontrol penyiraman tanaman agar tidak merusak karpet. Air yang menetes bisa menimbulkan noda permanen, lembap, dan bahkan menimbulkan bau apak seiring waktu.

Dengan memahami tujuh kebiasaan ini, pemilik rumah bisa mengubah pola perawatan karpet sehingga tetap bersih, higienis, dan awet. Mulai dari melepas sepatu di pintu, menggunakan keset, hingga memilih karpet sesuai fungsi ruang dan merawat tanaman dengan bijak, semuanya berkontribusi pada kualitas karpet. Kebiasaan sederhana ini tidak hanya membuat rumah lebih nyaman, tetapi juga memperpanjang umur karpet sehingga investasi pada penutup lantai menjadi lebih optimal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index