Apa Itu Petekie, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahannya

Apa Itu Petekie, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahannya
apa itu petekie

Apa itu petekie? Menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh, khususnya kulit yang terlihat oleh orang lain, sangatlah penting. 

Salah satu langkah menjaga kulit tetap sehat adalah dengan rutin membersihkan tubuh serta memeriksa kondisi kulit jika muncul tanda-tanda aneh, seperti ruam merah.

Munculnya ruam merah pada kulit sebaiknya tidak dianggap remeh karena dapat memengaruhi kesehatan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Biasanya, ruam merah tersebut muncul akibat infeksi kulit. Kondisi ini bisa jadi merupakan tanda dari penyakit kulit yang dikenal sebagai Petekie.

Gejala Petekie memang berupa kemunculan ruam merah pada kulit, namun yang perlu dipahami adalah bahwa meski ruam ini bisa hilang dengan sendirinya seiring waktu, sebenarnya ini disebabkan oleh pendarahan di bawah permukaan kulit.

Cara mudah membedakan antara ruam merah karena alergi dan Petekie adalah dengan menekan ruam tersebut. 

Jika ruam akibat alergi, warnanya akan berubah menjadi putih saat ditekan, sedangkan pada Petekie, ruam merah tersebut tidak berubah warna walau ditekan.

Untuk memudahkan pemahaman tentang cara penanganan medis yang tepat saat muncul ruam merah pada kulit, berikut kami rangkum informasi penting mengenai Petekie. 

Semoga dapat membantu dalam mengenali dan menangani gejala tersebut secara tepat. Selanjutnya, mari simak penjelasan lebih lanjut tentang apa itu petekie!

Apa Itu Petekie?

Apa itu petekie? Petechiae adalah bintik kecil berwarna merah atau ungu dengan ukuran sekitar 1-2 mm yang muncul di kulit atau mata akibat pendarahan mikro dari kapiler darah. 

Ketika muncul di mata, petechiae bisa menjadi indikasi kekerasan seperti pencekikan, terutama jika aliran darah di pembuluh tersumbat akibat tekanan.

Kondisi ini ditandai dengan bercak-bercak ungu pada kulit dan selaput lendir, yang sebenarnya menandakan adanya perdarahan di bawah permukaan kulit. 

Warna bintik tersebut bisa merah, coklat, atau ungu dan biasanya muncul secara berkelompok, terutama pada anak-anak.

Penyebab utama petechiae berkaitan dengan gangguan darah, seperti jumlah trombosit yang rendah, masalah pembekuan darah, atau kerusakan pada dinding pembuluh darah. Petechiae sendiri adalah gejala dari suatu kondisi, bukan penyakit yang berdiri sendiri. 

Oleh sebab itu, pengobatan harus diarahkan pada penyebab yang mendasari, yang bisa berupa infeksi, cedera, gangguan darah, penyakit pembuluh darah, atau efek samping obat tertentu.

Setelah penyebabnya ditangani, petechiae biasanya akan hilang dalam 2-3 hari. 

Namun, jika dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini bisa berkembang menjadi ekimosis—yaitu ruam berdarah yang lebih besar dari 2 mm—yang dapat menyebabkan komplikasi kulit seperti luka borok atau nanah, tergantung pada penyebabnya.

Gejala khas petekie adalah munculnya bintik merah atau ungu yang sering terlihat di area seperti lengan, kaki, perut, dan bokong. 

Bintik ini tidak menimbulkan rasa gatal, tapi jika flek tersebut melebar dan bergabung, hal itu bisa menjadi tanda gangguan perdarahan yang serius. Petechiae juga dapat disertai tanda lain, seperti:

  • Munculnya gumpalan darah di bawah kulit,
  • Mudah memar atau berdarah,
  • Gusi berdarah,
  • Hemartrosis (perdarahan pada sendi),
  • Perdarahan berlebihan saat menstruasi,
  • Mimisan.

Perbedaan petechiae dengan ruam biasa adalah saat ditekan, warna bintik petechiae tidak akan memudar atau berubah menjadi putih, sedangkan ruam merah pada umumnya akan memudar jika ditekan.

Faktor Penyebab Timbulnya Petekie

Beragam kondisi dapat memicu munculnya petekie (petechiae). Walaupun beberapa kasus petechie tidak berbahaya, ada situasi di mana perlu mendapatkan penanganan medis yang tepat dari dokter. 

Apabila kamu atau orang terdekat mengalami petechie atau bintik-bintik yang cepat menyebar disertai gejala lain, sebaiknya segera periksakan ke tenaga medis.

Pada umumnya, petechie terjadi karena darah keluar dari pembuluh darah kecil di bawah kulit. 

Akibatnya, darah tersebut merembes ke jaringan kulit sehingga muncul bercak berwarna merah atau ungu. Berbagai faktor bisa menjadi penyebab kondisi ini, antara lain:

Sitomegalovirus (CMV)

Virus ini menyebabkan infeksi dengan gejala seperti kelelahan, demam, sakit tenggorokan, dan nyeri otot.

Endokarditis

Merupakan infeksi pada lapisan dalam jantung yang disertai gejala seperti demam, menggigil, rasa lelah, nyeri pada sendi dan otot, sesak napas, batuk, serta kulit tampak pucat.

Sindrom paru hantavirus

Infeksi virus ini menimbulkan gejala menyerupai flu serta kesulitan bernapas, dengan tanda lain seperti kelelahan, demam, dan nyeri otot.

Cedera

Trauma pada kulit akibat benturan benda tumpul seperti kecelakaan kendaraan, gigitan, atau pukulan dapat memicu terbentuknya petechiae. 

Gesekan terus-menerus pada kulit, misalnya dari membawa tas atau ransel berat, atau tali pakaian yang terlalu ketat, juga bisa menyebabkan munculnya bintik-bintik ini. 

Selain itu, paparan sinar matahari berlebihan (sunburn) juga berpotensi menimbulkan petechiae.

Leukemia

Leukemia merupakan jenis kanker yang menyerang sumsum tulang. 

Gejala yang menyertainya antara lain demam, menggigil, rasa lelah yang berkepanjangan, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, pembengkakan kelenjar getah bening, pendarahan yang mudah terjadi, memar, mimisan, serta keringat malam.

Meningokokkemia

Infeksi bakteri yang menyerang sistem pernapasan ini ditandai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan rasa mual.

Mononukleosis (Mono)

Mononukleosis atau yang sering dikenal sebagai penyakit sariawan adalah infeksi virus yang menyebar lewat air liur dan cairan tubuh lain. 

Gejala khas meliputi kelelahan parah, sakit tenggorokan, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, pembesaran amandel, serta sakit kepala.

Demam Berbintik Gunung Batu (Rocky Mountain Spotted Fever)

RMSF adalah infeksi bakteri yang ditularkan oleh gigitan kutu. Gejala yang muncul meliputi demam tinggi, menggigil, sakit kepala berat, nyeri otot, serta mual dan muntah.

Demam berdarah

Infeksi bakteri ini dapat berkembang pada orang yang mengalami radang tenggorokan. Tanda-tandanya termasuk munculnya ruam, garis merah pada kulit, wajah kemerahan, lidah merah, demam, dan rasa sakit pada tenggorokan.

Penyakit kudis

Kudis merupakan penyakit yang muncul akibat kekurangan vitamin C dalam asupan makanan. Gejala yang menyertai antara lain kelelahan, pembengkakan pada gusi, nyeri pada persendian, sesak napas, serta mudah memar.

Sepsis

Sepsis adalah infeksi serius yang menyerang aliran darah dan dapat mengancam jiwa. Tanda-tandanya meliputi demam tinggi, detak jantung yang cepat, dan kesulitan bernapas.

Mengejan

Aktivitas yang menimbulkan tekanan berlebihan pada tubuh bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di area wajah, leher, dan dada. Contohnya seperti menangis hebat, batuk, muntah, mengangkat beban berat, atau proses melahirkan.

Sakit tenggorokan

Strep adalah infeksi bakteri yang sering menjadi penyebab sakit tenggorokan. Gejala lain yang muncul meliputi pembengkakan amandel, pembesaran kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, rasa mual, muntah, dan nyeri pada tubuh.

Trombositopenia

Kondisi ini terjadi ketika jumlah trombosit dalam darah terlalu sedikit, sementara trombosit berfungsi membantu proses pembekuan darah. 

Gejala yang dapat terlihat antara lain memar, perdarahan pada gusi atau hidung, darah dalam urin atau tinja, rasa lelah, serta perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning.

Vaskulitis

Vaskulitis ditandai oleh peradangan yang menyebabkan pembuluh darah membengkak, menyempit, dan mengalami jaringan parut. 

Gejala pendampingnya meliputi demam, sakit kepala, kelelahan, penurunan berat badan, rasa nyeri, keringat di malam hari, dan gangguan pada sistem saraf.

Demam berdarah virus

Infeksi seperti demam berdarah, Ebola, dan demam kuning termasuk dalam kelompok demam berdarah virus. Penyakit ini menyebabkan darah sulit untuk membeku dengan baik. 

Gejala lain yang muncul biasanya berupa demam tinggi, rasa lelah, pusing, nyeri, pendarahan di bawah kulit, serta kelemahan tubuh.

Petechiae juga dapat muncul sebagai efek samping dari beberapa jenis obat. Berikut beberapa contoh obat yang berpotensi menyebabkan petechiae:

  • Antibiotik seperti nitrofurantoin (Macrobid) dan penisilin
  • Antidepresan Desipramine (Norpramin)
  • Obat antikonvulsan karbamazepin (Carbatrol, Epitol, Tegretol, dan lain-lain)
  • Pengencer darah seperti warfarin dan heparin
  • Obat pengatur irama jantung atropin (atropene)
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti indometasin (Indocin) dan naproxen (Aleve, Naproxen, Naprosyn)
  • Klorin hidrat

Cara Pengobatan pada Penderita Petekie

Petechiae bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan tertentu yang memerlukan penanganan serius. 

Jika kamu atau anak mengalami kondisi ini, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai. 

Apalagi jika disertai gejala seperti hilang kesadaran, demam tinggi, kebingungan, pendarahan hebat, atau sakit kepala, karena hal tersebut bisa menunjukkan kondisi yang lebih serius.

Pengobatan yang diberikan dokter biasanya disesuaikan dengan penyebab dan faktor pemicu yang mendasari. 

Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan agar diketahui kondisi medis yang menyebabkan petechiae tersebut. Beberapa jenis obat yang mungkin diresepkan dokter meliputi:

  • Antibiotik untuk melawan infeksi virus atau bakteri.
  • Obat kortikosteroid guna mengurangi peradangan pada kulit.
  • Obat-obatan yang berfungsi menekan sistem kekebalan tubuh seperti azathioprine, metotreksat, atau siklofosfamid.
  • Terapi kemoterapi, pengobatan biologis, atau radiasi jika penyebabnya adalah kanker.
  • Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen untuk meredakan keluhan, serta istirahat cukup dan konsumsi cairan yang memadai.

Untuk perawatan mandiri di rumah, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

  • Beristirahat dengan cukup.
  • Mengonsumsi obat penghilang rasa sakit sesuai anjuran.
  • Memperbanyak minum air untuk mencegah dehidrasi.
  • Mengikuti instruksi dokter secara lengkap, terutama mengenai penggunaan obat, dan jangan menghentikan pengobatan tanpa konsultasi.
  • Memantau perubahan apapun pada kulit.
  • Segera menghubungi dokter jika muncul pertanyaan atau kekhawatiran mengenai gejala yang dialami.
  • Jika petechiae disebabkan oleh efek samping obat, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau mengganti jenis obat yang digunakan.

Petechiae sendiri merupakan bintik-bintik kecil berwarna ungu yang muncul akibat perdarahan kapiler, biasanya berukuran kurang dari dua milimeter dan muncul secara berkelompok. 

Cara pengobatannya sangat tergantung pada penyebabnya sehingga tidak ada satu metode yang cocok untuk semua pasien. 

Beberapa kondisi penyebab petechiae bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup, sementara yang lain mungkin memerlukan tindakan medis seperti operasi.

Pencegahan terhadap Petekie

Tentu saja, mencegah petechiae berarti menghindari faktor-faktor yang memicunya, walaupun beberapa kondisi terkadang sulit untuk dihindari. 

Jika kamu mengalami reaksi munculnya bintik-bintik kecil setelah mengonsumsi obat tertentu, penting untuk memberi tahu dokter agar jenis obat tersebut tidak diresepkan lagi.

Meskipun tidak semua penyebab petechiae bisa dicegah, ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu mengurangi risiko infeksi penyebab kondisi ini, antara lain:

  • Menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.
  • Rutin membersihkan permukaan yang sering disentuh seperti meja dan gagang pintu.
  • Tidak menggunakan bersama barang-barang yang bersentuhan dengan mulut atau hidung orang lain, seperti gelas atau sikat gigi.
  • Melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari dengan mengenakan pakaian tertutup, menggunakan tabir surya, serta memakai topi.
  • Menggunakan obat anti-nyamuk di area berumput dan berhutan untuk mencegah gigitan kutu.

Selain itu, mencuci tangan secara rutin juga sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mencegah infeksi.

Kapan saat yang Tepat untuk Mendapat Perawatan Dokter?

Kadang-kadang petechiae dapat hilang tanpa pengobatan. Namun, jika ruam tersebut menandakan adanya masalah kesehatan yang serius, penyebabnya perlu diatasi secara medis. 

Jika kamu merasa ragu apakah bintik ungu di kulit merupakan petechiae, perhatikan bahwa ukurannya biasanya kurang dari dua milimeter. 

Untuk memastikan, sebaiknya konsultasikan dengan tenaga medis profesional. Perlu juga diwaspadai jika muncul gejala berat seperti:

  • Demam tinggi
  • Kesulitan bernapas
  • Kehilangan kesadaran
  • Kebingungan

Pada dasarnya, petechiae sendiri tidak menyebabkan komplikasi atau meninggalkan bekas. Namun, jika kondisi ini muncul akibat penyakit tertentu, dapat timbul komplikasi seperti:

  • Kerusakan pada ginjal, hati, jantung, paru-paru, dan organ vital lainnya
  • Gangguan fungsi jantung
  • Infeksi yang menyebar ke bagian tubuh lain

Sebagai penutup, memahami apa itu petekie penting agar kita bisa mengenali gejala dan mengambil langkah tepat untuk menjaga kesehatan kulit dan tubuh secara menyeluruh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index