Megawati Perintahkan Donasi Besar untuk Korban Bencana Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:37:56 WIB
Megawati Perintahkan Donasi Besar untuk Korban Bencana Sumatera

JAKARTA - Suasana peringatan Hari Ibu yang digelar DPP PDI Perjuangan berubah menjadi ajang solidaritas kemanusiaan. Di tengah acara yang sarat pesan pemberdayaan perempuan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memanfaatkan momentum tersebut untuk menggalang bantuan bagi korban bencana alam di Sumatera. 

Dengan gaya khasnya yang tegas sekaligus cair, Megawati secara langsung meminta jajaran pimpinan daerah turut menyumbang demi meringankan beban masyarakat terdampak banjir dan tanah longsor.

Momen itu terjadi saat Megawati menghadiri Peringatan Hari Ibu di Gedung Nyi Ageng Serang, kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, 18 Desember 2025. Kehadiran sejumlah kepala daerah dan kader perempuan PDIP menjadi saksi bagaimana solidaritas politik dipadukan dengan kepedulian sosial yang konkret.

Momentum Hari Ibu Berbalut Solidaritas Bencana

Acara diawali dengan kegiatan simbolis pembagian bibit pohon asli Indonesia kepada para kepala daerah perempuan kader PDIP. Megawati naik ke panggung bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno untuk menyerahkan bibit tersebut sebagai pesan kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan. 

Setelah sesi foto bersama, suasana acara menjadi lebih cair ketika Rano Karno melontarkan celetukan mengenai rencana Megawati untuk bernyanyi.

“Dalam rangka hari ibu, Ibu Mega kita mau menyanyikan lagu. Setuju, nggak? Setuju?” tanya Rano kepada hadirin yang memenuhi ruang acara.

Celetukan itu disambut antusias peserta. Namun, Megawati yang mengenakan kebaya merah tidak serta-merta menuruti permintaan tersebut. Ia justru memilih mengambil pengeras suara untuk menyampaikan pesan dan wejangan singkat tentang peran perempuan, sebelum kemudian mengarahkan pembicaraan ke isu yang lebih serius, yakni penggalangan donasi bagi korban bencana di Sumatera.

Canda di Panggung Berujung Donasi Besar

Ketika Rano Karno mulai menyanyikan lagu berjudul Cinta Hampa, Megawati menghentikan momen itu dengan cara khasnya. Ia menarik Rano Karno ke samping dan mempertanyakan mengapa dirinya diminta bernyanyi tanpa persetujuan sebelumnya.

“Saya juga ini lagi mau nanya, ini enak aja. Apa namanya, kalau nembak itu apa?” kata Megawati yang langsung disambut tawa hadirin.

Presiden kelima Republik Indonesia itu kemudian menyampaikan bahwa dirinya hanya bersedia bernyanyi jika disertai komitmen donasi yang signifikan untuk membantu korban bencana di Sumatera. Ia menilai nominal sumbangan yang disampaikan Rano Karno sebelumnya, yakni Rp500 juta, masih belum cukup besar.

“Teruskan saya bisik-bisik kamu maunya mintanya donasinya berapa? Katanya tadi ya setengah M, ngapain setengah M, aku nggak mau nyanyi. Ayo ibu-ibu saya tantang tadi katanya Rp1 miliar,” pinta Megawati.

Pernyataan tersebut disampaikan dengan nada bercanda, namun sarat pesan kepedulian. Hadirin pun menangkap sinyal bahwa Megawati ingin penggalangan dana dilakukan secara serius, bukan sekadar simbolis.

Perintah Langsung untuk Gubernur DKI Jakarta

Tak berhenti pada Wakil Gubernur DKI Jakarta, Megawati kemudian mengalihkan perhatian kepada Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Rano Karno menyebut bahwa Pramono telah menyatakan komitmen donasi sebesar Rp1 miliar. Namun nominal tersebut dinilai belum memuaskan bagi Megawati.

“Oh, kalau gitu, masa Rp1 miliar? Kalau gitu saya bilang gini, ketua umum memerintahkan Gubernur DKI untuk nyumbangnya Rp2 M. Ayo nyanyi. Makanya jangan lemes jadi perempuan. Apalagi kalau saya nari, naik lagi (sumbangannya). Saya pintar nari, loh,” ujar Megawati.

Pernyataan itu sontak disambut sorak dan tawa peserta acara. Meski dibungkus dengan canda, perintah Megawati memiliki makna tegas: solidaritas terhadap korban bencana harus diwujudkan dalam bentuk nyata dan berdampak besar. Sikap ini mencerminkan gaya kepemimpinan Megawati yang kerap memadukan ketegasan, humor, dan pesan moral.

Donasi Terkumpul dan Pesan Kepedulian

Setelah kesepakatan donasi disampaikan, Megawati akhirnya bernyanyi di atas panggung bersama beberapa orang, termasuk Rano Karno. Lagu Cinta Hampa dengan lirik “Ibarat air di daun keladi” menggema di ruangan, diiringi musik gambang kromong yang menambah suasana hangat dan kebersamaan.

Di akhir acara, pembawa acara mengumumkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memenuhi permintaan Megawati dengan menyumbang Rp2 miliar untuk korban bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera. Dengan tambahan sumbangan lainnya, total donasi yang berhasil dikumpulkan dalam acara tersebut mencapai Rp3,2 miliar.

Penggalangan dana ini menjadi penutup yang bermakna bagi peringatan Hari Ibu yang digelar PDIP. Tidak hanya menonjolkan peran perempuan dalam politik dan sosial, acara tersebut juga menegaskan pentingnya kepemimpinan yang peka terhadap penderitaan masyarakat. 

Melalui momen sederhana di atas panggung, Megawati menunjukkan bahwa solidaritas kemanusiaan dapat dibangun dari ruang mana pun, termasuk dari sebuah perayaan.

Terkini