GPSO Konfirmasi Rencana Divestasi, Siapkan Strategi Ekspansi Baru

Senin, 06 Oktober 2025 | 12:46:52 WIB
GPSO Konfirmasi Rencana Divestasi, Siapkan Strategi Ekspansi Baru

JAKARTA - PT Geoprima Solusi Tbk. (GPSO), emiten jasa survei yang bergerak di bidang geoteknik, geofisika, dan pemetaan topografi, mengonfirmasi kabar terkait rencana divestasi saham mayoritas kepada calon investor baru.

 Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat posisi di industri serta memperluas kapasitas operasional di tengah dinamika sektor pertambangan dan energi.

Direktur Utama GPSO, Karnadi Margaka, menyampaikan bahwa pembicaraan dengan calon investor tengah berlangsung, meski identitas pihak terkait belum dapat diungkap. 

“Perseroan memiliki rencana divestasi dalam beberapa waktu ke depan. Adanya perencanaan pengambilalihan saham mayoritas dalam tiga bulan ke depan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin 6 Oktober 2025.

Saat ini, Karnadi tercatat sebagai pemegang saham terbesar sekaligus ultimate beneficial owner (UBO) dengan kepemilikan 350 juta saham atau 52,49% per 29 September 2025. 

Dalam pernyataannya, manajemen GPSO menegaskan tidak mengetahui adanya aktivitas gadai saham (repo) oleh pemegang saham, dan belum menerima dana yang bersumber dari aktivitas tersebut.

Dinamika Saham dan Latar Belakang Divestasi

Saham GPSO sempat melonjak pada 15 September 2025 menyusul kabar akuisisi, hingga akhirnya disuspensi sejak 26 September di level Rp880 per saham. Dalam setahun terakhir, saham emiten peralatan survei ini telah naik hingga 692,79%. 

Lonjakan ini mencerminkan antisipasi pasar terhadap potensi masuknya pengendali baru, sekaligus menunjukkan optimisme investor terhadap prospek jangka panjang perusahaan.

Menurut Karnadi, GPSO saat ini berada dalam fase penting untuk memperkuat posisinya di industri survei dan pemetaan, seiring upaya perusahaan menyesuaikan strategi bisnis dengan kondisi pasar yang fluktuatif. 

Sektor pertambangan, salah satu pengguna utama layanan GPSO, mengalami tekanan akibat harga komoditas global yang bergejolak, sehingga mempengaruhi permintaan jasa survei.

Dalam laporan keuangan terakhir, GPSO mencatat adanya penurunan permintaan dari sejumlah klien besar, khususnya di sektor pertambangan mineral. Namun, manajemen menegaskan bahwa kondisi ini bersifat sementara dan masih sesuai proyeksi bisnis yang wajar. 

Untuk menjaga profitabilitas, GPSO telah melakukan sejumlah langkah efisiensi operasional, termasuk penyesuaian biaya proyek dan optimalisasi penggunaan peralatan survei.

Peluang Ekspansi dan Strategi Jangka Panjang

Meski menghadapi tantangan jangka pendek, prospek jangka panjang GPSO dianggap cukup menjanjikan. Perusahaan menilai peluang besar muncul dari ekspansi sektor hilirisasi tambang di Indonesia, di mana kebutuhan akan data geoteknik dan geofisika meningkat untuk mendukung pembangunan fasilitas pengolahan mineral.

Selain itu, GPSO merencanakan perluasan pasar ke jasa konsultasi energi terbarukan dan konstruksi infrastruktur, dua sektor yang diprediksi terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Strategi ini sejalan dengan rencana pemerintah dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan transformasi energi nasional.

Dari sisi proyek pemerintah dan BUMN, GPSO menegaskan akan lebih agresif dalam menggarap proyek-proyek pemetaan berskala besar, yang memerlukan akurasi tinggi dan manajemen data yang kompleks. 

Perusahaan juga sedang mengkaji pemanfaatan teknologi digital, termasuk drone mapping dan pemodelan 3D, guna meningkatkan efisiensi waktu dan akurasi data survei.

Transformasi Kepemilikan sebagai Momentum Strategis

Rencana divestasi saham mayoritas dianggap sebagai momentum strategis untuk membawa GPSO ke tahap pengembangan baru. 

Masuknya investor baru diharapkan tidak hanya menambah modal, tetapi juga membuka jaringan dan kapabilitas teknis tambahan yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas layanan perusahaan, baik di sektor pertambangan, energi, maupun infrastruktur.

Langkah ini juga sejalan dengan tren konsolidasi industri survei, di mana perusahaan-perusahaan geoteknik dan geofisika mencari mitra strategis untuk memperkuat daya saing. 

Dengan dukungan investor baru, GPSO diharapkan bisa mengoptimalkan portofolio proyek, meningkatkan kapasitas operasional, dan memperkuat reputasi sebagai penyedia jasa survei kelas dunia.

Outlook dan Optimisme Manajemen

Manajemen GPSO menegaskan, meski menghadapi dinamika jangka pendek, perusahaan tetap optimistis pada prospek jangka panjang. Kombinasi strategi divestasi, efisiensi operasional, dan adopsi teknologi canggih diyakini mampu menjaga profitabilitas sekaligus memperluas pasar domestik dan regional.

Menurut Karnadi, rencana ini sekaligus memberi GPSO fleksibilitas untuk merespons perubahan industri dan menyiapkan diri menghadapi tantangan global di sektor survei dan pemetaan. “Divestasi saham mayoritas akan menjadi katalisator untuk pertumbuhan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dengan strategi yang matang, GPSO berharap dapat memanfaatkan momentum transformasi kepemilikan untuk memperkuat posisi sebagai pemimpin layanan survei dan geoteknik di Indonesia, sekaligus memperluas peluang di sektor energi terbarukan dan infrastruktur, dua bidang yang diprediksi menjadi pendorong utama pertumbuhan industri dalam beberapa tahun ke depan.

Terkini