Gula

Kenali Dampak Kelebihan Gula dan Tanda Tubuh Mengalami Gangguan

Kenali Dampak Kelebihan Gula dan Tanda Tubuh Mengalami Gangguan
Kenali Dampak Kelebihan Gula dan Tanda Tubuh Mengalami Gangguan

JAKARTA - Gula memang sumber energi penting bagi tubuh, tapi konsumsi berlebihan, terutama gula tambahan, bisa memicu masalah kesehatan serius. 

Banyak orang tidak menyadari bahwa gula tersembunyi dalam makanan olahan dan minuman kemasan dapat berdampak negatif.

Gula alami dalam buah, sayur, dan susu relatif aman karena disertai nutrisi penting. Masalah muncul ketika asupan gula tambahan terus meningkat tanpa pengawasan, menimbulkan gejala fisik maupun kognitif yang sering diabaikan oleh banyak orang.

Ahli gizi Jessica Cording menekankan bahwa gula tambahan hanya menyumbang kalori kosong tanpa vitamin atau mineral. Dietary Guidelines for Americans menyarankan konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 10 persen dari total kalori harian, namun banyak orang jauh melebihi batas tersebut.

Tanda Tubuh yang Sering Terlewatkan

Salah satu tanda paling umum adalah rasa lapar terus-menerus dan kenaikan berat badan. Makanan tinggi gula rendah protein dan serat, sehingga tubuh cepat lapar kembali. Selain itu, gula juga bisa memicu perubahan suasana hati, membuat orang mudah marah dan gelisah akibat fluktuasi gula darah.

Kelelahan juga menjadi gejala klasik. Energi dari gula muncul cepat tapi tidak bertahan lama, sehingga tubuh kembali mencari energi dalam waktu singkat. Lidah pun terbiasa dengan rasa manis, sehingga makanan alami terasa hambar dan menimbulkan keinginan untuk terus mengonsumsi camilan manis.

BACA JUGA:
10 Ide Menu Diet Rendah Gula yang Lezat dan Sehat

Gula juga memengaruhi tekanan darah, meningkatkan risiko hipertensi, sekaligus memicu peradangan yang berdampak pada kulit dan sendi. Jerawat, kulit kusam, penuaan dini, hingga nyeri sendi bisa muncul akibat konsumsi gula berlebih. Masalah tidur pun bisa timbul karena gula memengaruhi kualitas tidur dan ritme tubuh.

Dampak pada Fungsi Otak dan Pencernaan

Kelebihan gula tidak hanya soal fisik, tapi juga kognitif. Kondisi yang dikenal sebagai kabut otak membuat fokus, konsentrasi, dan daya ingat menurun. Ini terjadi karena gula memengaruhi metabolisme otak dan hormon yang mengatur nafsu makan.

Selain itu, pencernaan pun terganggu. Terlalu banyak gula dapat menyebabkan kram perut, diare, dan memperburuk gangguan pencernaan yang sudah ada. Dampak ini sering luput dari perhatian karena banyak orang fokus pada kenaikan berat badan saja.

BACA JUGA:
Cara Sehat Mengurangi Gula dalam Minuman Favorit Sehari-hari

Gula juga berdampak langsung pada kesehatan gigi. Bakteri di mulut memakan gula dan menghasilkan asam yang merusak enamel, sehingga risiko gigi berlubang meningkat. Ahli onkologi William W. Li menambahkan, gula berlebih dapat mengganggu hormon leptin, yang berperan penting dalam mengatur nafsu makan dan metabolisme tubuh.

Cara Mengurangi Risiko Kelebihan Gula

Kesadaran adalah langkah pertama. Memahami sumber gula tambahan dalam makanan olahan dan minuman kemasan penting untuk mengurangi konsumsi berlebih. Membaca label nutrisi dan memilih makanan alami bisa menjadi strategi efektif.

Mengganti camilan manis dengan buah segar atau yogurt rendah gula juga membantu mengendalikan keinginan konsumsi gula. Selain itu, olahraga rutin dapat membantu tubuh memproses gula lebih efisien dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Dengan memperhatikan tanda-tanda kelebihan gula seperti lapar terus-menerus, kabut otak, gangguan pencernaan, dan masalah kulit, tubuh dapat lebih sehat dan metabolisme lebih terjaga. Mengurangi gula tambahan menjadi kunci untuk menjaga energi, fokus, dan kesehatan jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index