Jakarta - Dalam lima tahun terakhir, pasar modal syariah di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang impresif. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham syariah mengalami peningkatan signifikan sebesar 53% dari 429 saham pada tahun 2019 menjadi 656 saham pada tahun 2024. Peningkatan ini mencerminkan minat yang semakin besar terhadap instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.
Tidak hanya dari sisi saham, jumlah investor syariah juga bertumbuh pesat. Angka investor syariah melonjak 147% dalam periode yang sama, dari 68.599 investor pada tahun 2019 menjadi 169.397 investor pada tahun 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan kepercayaan yang semakin tinggi dari masyarakat terhadap investasi berbasis syariah, Kamis, 6 Februari 2025.
Sebagai bagian dari pengembangan ekosistem pasar modal syariah di Indonesia, Self-Regulatory Organizations (SRO) bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) meresmikan Centre of Research for Islamic Capital Market di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB). Pusat riset ini, yang merupakan yang pertama di Indonesia, bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara penelitian akademis dan praktik industri dalam pengembangan pasar modal syariah.
Peresmian yang diselenggarakan di Auditorium FPEB UPI tersebut dihadiri oleh pejabat-pejabat penting, termasuk Wakil Rektor UPI, Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.P., Dekan FPEB UPI, Prof. Dr. Ratih Hurriyati, M.P., CSBA, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, Direktur Utama PT Phillip Sekuritas Indonesia, Daniel Tedja, serta Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik.
Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI menyatakan bahwa pendirian pusat riset ini akan melengkapi fungsi Galeri Investasi Syariah BEI (GIS BEI) di FPEB UPI. "Dengan adanya Centre of Research for Islamic Capital Market ini, GIS BEI tidak hanya berfungsi sebagai pusat edukasi tetapi juga pusat penelitian pasar modal syariah," katanya.
Dukungan terhadap pusat riset ini juga datang dari akademisi. Wakil Rektor UPI, Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.P., menyambut baik inisiatif tersebut dan menekankan pentingnya peran pusat riset dalam mendorong inovasi. "Selain menjadi wadah akademik, pusat riset ini juga berperan dalam inovasi, hilirisasi, dan komersialisasi pasar modal syariah," ujarnya.
Acara peresmian ini juga diisi dengan kuliah umum dari Direktur Utama BEI, Iman Rachman, yang mengangkat tema "Capital Market for Sustainable Economic Growth in Indonesia". Di hadapan lebih dari 300 mahasiswa FPEB UPI, Rachman menekankan pentingnya pasar modal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia juga mengajak para sivitas akademika untuk berinvestasi dengan strategi yang matang.
Pertumbuhan pasar modal syariah di Indonesia juga tercermin dari dominasinya di pasar saham nasional. Pada 31 Januari 2025, saham syariah menguasai 55% dari total kapitalisasi pasar saham nasional, dengan nilai transaksi harian yang mencapai 55% dari total rata-rata transaksi harian di BEI.
Keberhasilan ini menunjukkan perkembangan yang positif dan berkelanjutan dari pasar modal syariah di Indonesia. Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk lembaga akademis seperti UPI, diharapkan bahwa pusat riset ini akan mendorong inovasi lebih lanjut dan memperkuat ekosistem pasar modal syariah di tanah air.
Dengan peresmian Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI, BEI dan SRO menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia. Diharapkan inisiatif ini tidak hanya meningkatkan inklusivitas industri namun juga memperkuat posisi pasar modal syariah Indonesia di kancah global.