BMKG

BMKG Peringatkan Gelombang Sedang di Laut NTT, Nelayan Diminta Waspada

BMKG Peringatkan Gelombang Sedang di Laut NTT, Nelayan Diminta Waspada
BMKG Peringatkan Gelombang Sedang di Laut NTT, Nelayan Diminta Waspada

JAKARTA - Kondisi cuaca maritim di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) memerlukan kewaspadaan ekstra dari masyarakat, terutama nelayan dan operator kapal. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang mengeluarkan imbauan resmi agar masyarakat waspada terhadap gelombang laut dengan kategori sedang di sejumlah perairan wilayah tersebut.

Menurut prakiraan BMKG, potensi gelombang sedang ini akan berlangsung sepanjang hari, mulai pukul 08.00 hingga malam hari nanti. Kondisi tersebut bisa memengaruhi aktivitas pelayaran, transportasi laut, serta kegiatan nelayan tradisional di sekitar wilayah perairan NTT.

Prakirawan BMKG Maritim Tenau Kupang, Edo Juan Alfian, menjelaskan bahwa tinggi gelombang laut di beberapa wilayah mencapai 1,25 hingga 2,5 meter, yang dikategorikan sebagai gelombang sedang. Meskipun tidak ekstrem, kondisi ini cukup berisiko bagi kapal berukuran kecil dan perahu nelayan.

“Gelombang dengan ketinggian tersebut berpotensi terjadi di Selat Sumba, Laut Sawu bagian barat, Laut Flores bagian selatan, serta perairan selatan Sumba dan selatan Rote,” Ujar Edo.

Wilayah dengan Potensi Gelombang Sedang di Sekitar NTT

BMKG mencatat sejumlah titik di wilayah perairan NTT yang perlu mendapat perhatian lebih. Selain wilayah yang telah disebutkan, gelombang dengan kategori sedang juga berpotensi muncul di perairan Saburai Du, perairan utara Pantar–Rote, serta perairan selatan Timur Rote.

Kondisi laut seperti ini bisa berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat pesisir, baik yang bekerja sebagai nelayan, pengangkut logistik, maupun operator kapal penyeberangan antarpulau. Karena itu, BMKG meminta agar semua pihak memantau kondisi cuaca dan gelombang sebelum memutuskan berlayar.

“Kami mengingatkan agar pengguna jasa pelayaran memperhatikan kondisi cuaca sebelum beraktivitas di laut,”
tambah Edo.

Khusus untuk kapal nelayan dan kapal berukuran kecil, risiko terbalik akibat gelombang sedang tetap harus diwaspadai. Selain itu, faktor angin yang berhembus cukup kuat di sejumlah pesisir juga dapat memperburuk stabilitas kapal jika tidak diantisipasi dengan baik.

Arah dan Kecepatan Angin Jadi Faktor Penentu

BMKG juga menjelaskan bahwa arah angin di wilayah NTT umumnya bertiup dari timur hingga selatan dengan kecepatan yang bervariasi. Meski demikian, arah angin di beberapa wilayah pesisir dipengaruhi oleh fenomena angin darat dan angin laut yang berubah sesuai waktu.

Pada siang hari, angin biasanya bertiup dari arah laut menuju darat, sedangkan malam hari arah angin berbalik menjadi dari darat menuju laut. Perubahan arah angin ini sering kali menimbulkan tantangan tersendiri bagi nelayan yang melaut pada pagi hingga sore hari.

“Siang hari angin cenderung bertiup dari arah laut, sedangkan malam hari berubah arah menjadi angin darat,”
jelas Edo.

Fenomena ini, lanjut Edo, dapat berdampak pada gelombang lokal di sekitar pesisir yang kadang tidak terdeteksi pada prakiraan umum. Oleh sebab itu, kapal kecil yang beroperasi dekat pantai tetap disarankan untuk memperhatikan perubahan arah dan kecepatan angin selama berlayar.

Cuaca Umum Cerah Berawan, Tapi Waspadai Hujan Lokal

Secara umum, cuaca di perairan NTT diperkirakan cerah hingga berawan. Namun, BMKG tidak menutup kemungkinan terjadinya hujan lokal di beberapa titik, terutama di wilayah perairan selatan Flores dan sekitarnya.

Meskipun kondisi langit tampak bersahabat, cuaca di laut bisa berubah cepat, terutama akibat pengaruh tekanan udara dan suhu permukaan laut. Karena itu, masyarakat pesisir diimbau untuk tetap siaga terhadap perubahan cuaca mendadak.

BMKG juga menegaskan pentingnya tidak memaksakan aktivitas melaut apabila kondisi angin dan gelombang dinilai berisiko. Nelayan yang menggunakan kapal kecil disarankan untuk menunda keberangkatan jika kecepatan angin tinggi atau gelombang mulai meningkat.

Selain nelayan, operator kapal penyeberangan juga diminta agar rutin memantau informasi pembaruan cuaca dari BMKG, sebelum memutuskan keberangkatan kapal. Hal ini penting untuk mencegah potensi kecelakaan laut yang dapat diakibatkan oleh perubahan kondisi perairan secara mendadak.

“Kami berharap informasi ini bisa membantu masyarakat dalam merencanakan aktivitas laut secara aman,”
kata Edo.

Akses Informasi BMKG untuk Keselamatan Laut

BMKG mengimbau masyarakat agar memanfaatkan sumber informasi resmi mengenai cuaca maritim, baik melalui laman resmi BMKG, kanal media sosial, maupun aplikasi InfoBMKG. Pembaruan data dilakukan setiap hari untuk memastikan masyarakat dan pelaku pelayaran mendapatkan informasi terkini yang akurat.

Langkah ini, menurut BMKG, merupakan bagian dari upaya meningkatkan keselamatan pelayaran dan aktivitas laut di wilayah Nusa Tenggara Timur. Dengan pemantauan cuaca yang konsisten, risiko kecelakaan di laut dapat ditekan seminimal mungkin.

Imbauan kewaspadaan dari BMKG Maritim Tenau Kupang ini menjadi pengingat bahwa meskipun kondisi cuaca terlihat tenang, potensi bahaya di laut tetap ada. Sinergi antara masyarakat, nelayan, dan otoritas pelabuhan diharapkan dapat memperkuat keselamatan dan keamanan aktivitas maritim di perairan NTT.

Waspadai Cuaca dan Gelombang Sebelum Berlayar

Peringatan BMKG tentang gelombang sedang di perairan NTT merupakan langkah preventif agar masyarakat pesisir, nelayan, dan operator pelayaran tidak lengah terhadap perubahan cuaca laut. Dengan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter, aktivitas di laut sebaiknya dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

Cuaca cerah bukan berarti bebas risiko. BMKG menekankan bahwa keselamatan menjadi prioritas utama dan setiap keputusan untuk melaut harus mempertimbangkan informasi prakiraan terbaru. Dengan kewaspadaan dan komunikasi yang baik, diharapkan kegiatan maritim di wilayah NTT tetap berjalan aman dan terkendali.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index