Tidur

Tidur Kurang dari 5 Jam Tingkatkan Risiko Kematian Perempuan

Tidur Kurang dari 5 Jam Tingkatkan Risiko Kematian Perempuan
Tidur Kurang dari 5 Jam Tingkatkan Risiko Kematian Perempuan

JAKARTA - Selama ini tidur sering kali dianggap sebagai aktivitas pasif semata, padahal kualitas dan durasinya memiliki dampak besar terhadap kesehatan jangka panjang, terutama bagi perempuan. 

Sebuah studi terbaru berskala besar menegaskan bahwa kurang tidur bukan hanya memengaruhi energi harian atau konsentrasi, tetapi juga bisa meningkatkan risiko kematian secara signifikan.

Penelitian tersebut merupakan bagian dari Nurses’ Health Study, sebuah proyek riset jangka panjang yang melibatkan lebih dari 82.000 perawat perempuan di Amerika Serikat. 

Dalam studi yang berlangsung selama 14 tahun (1986–2000) itu, para peneliti memantau pola tidur para peserta dan menghubungkannya dengan angka kematian yang terjadi selama periode pengamatan.

Hasilnya cukup mengejutkan: durasi tidur optimal yang dikaitkan dengan risiko kematian paling rendah berada di kisaran 6 hingga 7 jam per malam. 

Perempuan yang tidur terlalu sedikit (?5 jam) atau terlalu lama (?9 jam) tercatat memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang menjaga waktu tidur rata-rata 7 jam setiap malam.

Risiko Kematian Naik 15% Akibat Tidur Kurang dari 5 Jam

Temuan utama riset ini memperlihatkan bahwa perempuan yang tidur lima jam atau kurang per malam mengalami peningkatan risiko kematian sebesar 15% dibandingkan kelompok yang tidur tujuh jam. Sementara itu, mereka yang terbiasa tidur sembilan jam atau lebih memiliki risiko kematian meningkat hingga 42%.

Perbedaan yang cukup signifikan ini menyoroti pentingnya menjaga durasi tidur dalam rentang ideal. Para peneliti menyimpulkan bahwa tidur yang terlalu singkat maupun terlalu lama sama-sama bisa menjadi indikator adanya gangguan kesehatan serius yang berdampak pada kelangsungan hidup seseorang.

“Data kami menunjukkan bahwa durasi tidur yang dilaporkan sendiri adalah prediktor independen dari mortalitas. Risiko terendah ditemukan pada mereka yang tidur 6 hingga 7 jam per malam, dengan peningkatan risiko pada durasi tidur yang lebih pendek maupun panjang,” tulis Patel dan kolega dalam laporan yang diterbitkan di Journal of Sleep Research.

Mengapa Tidur Terlalu Singkat Bisa Berisiko?

Tidur yang kurang dari lima jam tidak hanya membuat tubuh terasa lelah, tetapi juga memicu serangkaian reaksi fisiologis yang merusak sistem tubuh dalam jangka panjang. Para peneliti menduga bahwa efek negatif tersebut berkaitan dengan gangguan metabolisme, aktivasi sistem saraf simpatis yang berlebihan, dan perubahan hormon.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit kronis, seperti:

Obesitas, akibat terganggunya regulasi hormon lapar dan kenyang.

Diabetes, akibat resistensi insulin yang meningkat.

Hipertensi, akibat tekanan darah yang sulit dikendalikan.

Semua penyakit ini merupakan faktor risiko utama penyebab kematian dini pada perempuan.

Tidur Terlalu Lama Juga Tidak Lebih Baik

Meski tidur singkat terbukti berbahaya, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa tidur terlalu lama bukan berarti lebih sehat. Mereka yang tidur lebih dari sembilan jam justru menghadapi risiko kematian yang jauh lebih tinggi.

Penyebab pasti fenomena ini belum sepenuhnya dipahami, namun para peneliti menduga bahwa tidur terlalu lama sering kali merupakan gejala dari kondisi medis tertentu yang sudah ada sebelumnya. Kondisi tersebut dapat mencakup penyakit jantung, gangguan pernapasan, depresi, atau masalah metabolik, yang semuanya berkaitan erat dengan peningkatan angka kematian.

Pentingnya Menjaga Pola Tidur Sehat untuk Umur Panjang

Temuan ini menjadi pengingat penting bahwa tidur bukan sekadar rutinitas malam hari, tetapi bagian tak terpisahkan dari strategi menjaga kesehatan jangka panjang dan kualitas hidup. Terutama bagi perempuan yang sering kali menghadapi tekanan ganda—antara pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab sosial—pola tidur sehat harus menjadi prioritas utama.

Beberapa langkah sederhana untuk menjaga durasi tidur ideal antara 6–7 jam per malam antara lain:

Menetapkan jadwal tidur yang konsisten, bahkan di akhir pekan.

Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan minim gangguan cahaya serta suara.

Menghindari konsumsi kafein atau alkohol menjelang tidur.

Mengurangi penggunaan gawai setidaknya satu jam sebelum tidur.

Menerapkan rutinitas relaksasi, seperti membaca atau meditasi ringan.

Tidur Cukup, Hidup Lebih Panjang

Hasil penelitian dari Nurses’ Health Study ini memberikan pesan yang jelas: durasi tidur merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi umur panjang, terutama bagi perempuan. Tidur terlalu sedikit dapat memicu masalah metabolik dan penyakit kronis, sedangkan tidur terlalu lama dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang mendasarinya.

Kuncinya adalah menjaga keseimbangan—tidur antara enam hingga tujuh jam per malam memberi manfaat maksimal bagi kesehatan tubuh dan menurunkan risiko kematian. Dengan kata lain, tidur bukan sekadar aktivitas pengisi waktu, melainkan investasi jangka panjang untuk kehidupan yang lebih sehat dan panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index