Batu Bara

Harga Batu Bara Masih Bullish Meski Alami Penurunan Beruntun

Harga Batu Bara Masih Bullish Meski Alami Penurunan Beruntun
Harga Batu Bara Masih Bullish Meski Alami Penurunan Beruntun

JAKARTA - Harga batu bara global kembali melemah dalam tiga hari perdagangan terakhir, menandakan tekanan berkelanjutan di pasar energi dunia.

Berdasarkan data perdagangan terkini, harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di level US$104,85 per ton, turun 0,66% dari sesi sebelumnya.

Dengan penurunan ini, si “batu hitam” resmi mencatat pelemahan selama tiga hari berturut-turut dengan akumulasi penurunan hampir 2%. Dalam satu bulan terakhir, harga batu bara terkoreksi nyaris 3%, menunjukkan adanya tekanan yang cukup kuat dari sisi pasokan dan permintaan global.

Selain suplai yang melimpah di pasar internasional, permintaan batu bara yang terus melemah turut memperberat tekanan harga. Faktor kesadaran terhadap isu lingkungan dan peralihan menuju energi hijau membuat komoditas ini semakin sulit menemukan ruang di negara-negara maju.

Permintaan Global Melemah, Eropa Kurangi Ketergantungan

Kondisi serupa juga terlihat di pasar Eropa. Harga batu bara di Rotterdam, Belanda, mengalami pelemahan lebih dari 1% dalam perdagangan terakhir. Dengan penurunan tersebut, harga batu bara di kawasan tersebut kini berada di titik terendah sejak Februari tahun lalu.

Sekitar satu dekade lalu, batu bara masih menyumbang sekitar 25% dari total bauran energi pembangkit listrik di kawasan Eropa. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ketergantungan terhadap energi fosil itu terus menyusut. Tahun lalu, kontribusi batu bara bahkan turun menjadi kurang dari 10% dari total sumber energi di Benua Biru.

Kini, batu bara hanya berperan sebagai sumber energi cadangan. Komoditas ini baru digunakan ketika pembangkit listrik tenaga angin atau tenaga surya tidak beroperasi optimal akibat faktor cuaca. Pergeseran menuju energi ramah lingkungan menjadi alasan utama perubahan besar dalam bauran energi Eropa.

Analisis Teknikal: Sinyal Bullish Masih Terbaca

Meski harga tengah tertekan, secara teknikal batu bara masih memperlihatkan tanda-tanda positif. Berdasarkan analisis grafik harian (daily time frame), harga komoditas ini masih berada di zona bullish. Hal tersebut tercermin dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 56.

RSI di atas angka 50 menandakan bahwa momentum pasar masih cenderung positif, atau dengan kata lain, harga batu bara masih memiliki kekuatan untuk bertahan di wilayah bullish. Namun demikian, indikator lain yakni Stochastic RSI menunjukkan nilai 100—posisi yang menandakan kondisi jenuh beli (overbought).

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun tren jangka menengah masih positif, dalam jangka pendek harga batu bara bisa saja mengalami koreksi atau bergerak mendatar (sideways). Hal ini akan menjadi perhatian para pelaku pasar dalam menentukan langkah investasi berikutnya.

Proyeksi Pergerakan Harga: Potensi Sideways

Untuk perdagangan hari ini, para analis memperkirakan harga batu bara akan bergerak stabil dengan kecenderungan sideways. Level support atau batas bawah harga diproyeksikan berada pada kisaran US$103 hingga US$101 per ton.

Sementara itu, area resistensi atau batas atas harga diperkirakan berada di kisaran US$106 hingga US$109 per ton. Meskipun harga batu bara telah turun selama tiga hari berturut-turut, sinyal teknikal masih menunjukkan adanya peluang bagi penguatan kembali dalam waktu dekat.

Jika tekanan pasokan mulai mereda dan permintaan meningkat di beberapa wilayah Asia, maka harga batu bara berpotensi mengakhiri tren pelemahannya.

Secara keseluruhan, kondisi pasar saat ini memperlihatkan bahwa batu bara masih memiliki kekuatan untuk bertahan di zona bullish meskipun tekanan jangka pendek terus berlangsung. Selama momentum teknikal tidak berbalik negatif, potensi rebound atau penguatan masih terbuka lebar dalam beberapa sesi mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index