JAKARTA - Upaya memperkuat infrastruktur penunjang pariwisata terus dilakukan pemerintah bersama BUMN karya.
Salah satunya melalui PT Brantas Abipraya (Persero) yang saat ini tengah mengebut pekerjaan Perbaikan Alinyemen Jalan Akses Pelabuhan Multipurpose Peti Kemas Wae Kelambu di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Jalan akses sepanjang 775 meter ini bukan sekadar proyek konstruksi, melainkan bagian dari strategi besar mendukung Labuan Bajo sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas (DPSP) dan memperkuat konektivitas logistik kawasan.
“Proyek ini menjadi wujud nyata kontribusi aktif Brantas Abipraya dalam mendukung Labuan Bajo sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas, sekaligus menghadirkan infrastruktur jalan yang andal untuk menunjang kelancaran logistik dan konektivitas kawasan,” kata Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Dian Sovana, dalam keterangan pers, Selasa (30/9/2025).
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Strategis
Proyek yang dimulai sejak 23 Desember 2024 ini ditargetkan selesai pada Desember 2025. Hingga minggu ke-38 pelaksanaan (periode 5–11 September 2025), progres fisiknya telah mencapai 91,94 persen, melampaui target rencana 90,11 persen.
Capaian tersebut mencerminkan keseriusan Brantas Abipraya menghadirkan infrastruktur tepat waktu dan berkualitas. “Dengan progres pembangunan yang lebih cepat dari rencana, Brantas Abipraya optimis proyek ini dapat diselesaikan tepat waktu,” ujar Dian.
Rincian Pekerjaan yang Diselesaikan
Sejumlah pekerjaan utama telah rampung, antara lain:
rigid pavement bahu jalan,
pembangunan U-ditch DS-3,
LPB dan LPA,
pondasi PJU (penerangan jalan umum),
pemasangan matras tipe-3,
serta biji vegetasi.
Saat ini, pengerjaan berfokus pada penyelesaian drainase, perkerasan jalan, serta pembangunan struktur pendukung lain. Dengan komitmen tersebut, infrastruktur yang dihasilkan diharapkan mampu menopang kebutuhan logistik dari dan menuju Pelabuhan Wae Kelambu.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Selain memperlancar distribusi logistik, kehadiran jalan akses ini diharapkan memudahkan pergerakan wisatawan menuju kawasan pariwisata unggulan.
Dengan kelancaran transportasi, usaha-usaha lokal dapat tumbuh lebih cepat, sehingga memberi kontribusi nyata bagi ekonomi masyarakat sekitar.
Hingga saat ini, proyek telah menyerap 138 tenaga kerja, di mana 32 orang berasal dari masyarakat lokal. Lebih dari 287 ribu jam kerja aman (safe working hours) juga tercatat, menegaskan komitmen perusahaan terhadap standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
“Proyek ini bukan hanya sekadar pembangunan fisik, melainkan juga investasi jangka panjang untuk memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Timur,” lanjut Dian.
Sejalan dengan Agenda Nasional
Pembangunan jalan akses ke Pelabuhan Wae Kelambu ini juga selaras dengan program Asta Cita pemerintah, terutama pada poin pemerataan pembangunan infrastruktur dan penguatan ekonomi daerah.
Dengan tersedianya jalur logistik yang memadai, aktivitas ekspor-impor barang maupun distribusi kebutuhan lokal akan semakin efisien.
Tak hanya itu, dukungan infrastruktur juga memperkuat ekosistem pariwisata Labuan Bajo yang kian berkembang sebagai destinasi unggulan. Konektivitas yang baik antara pelabuhan, kawasan wisata, dan pusat ekonomi lokal akan mempercepat arus barang, jasa, dan wisatawan.
Labuan Bajo Sebagai Destinasi Super Prioritas
Sejak ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Wisata Super Prioritas, Labuan Bajo telah mendapatkan berbagai pembangunan infrastruktur pendukung.
Mulai dari bandara, pelabuhan, hingga jalan akses, seluruhnya diarahkan untuk memperkuat daya tarik kawasan di mata wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pelabuhan Wae Kelambu sendiri diproyeksikan menjadi simpul logistik penting di wilayah Manggarai Barat. Dengan adanya jalan akses yang lebih andal, rantai pasok kebutuhan wisata, perikanan, maupun usaha kecil menengah akan lebih lancar.
Komitmen Brantas Abipraya
Sebagai BUMN karya, Brantas Abipraya menegaskan bahwa proyek infrastruktur seperti ini merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan dalam mendukung agenda pembangunan nasional.
Dian Sovana menegaskan, perusahaan tidak hanya fokus pada pencapaian target konstruksi, tetapi juga memberikan manfaat berlapis. Mulai dari keterlibatan tenaga kerja lokal, pemanfaatan material sesuai standar keberlanjutan, hingga jaminan keselamatan kerja yang ketat.
Harapan Jangka Panjang
Dengan pembangunan jalan akses ini, diharapkan terjadi peningkatan signifikan dalam:
kelancaran distribusi logistik,
efisiensi biaya transportasi,
kemudahan akses wisatawan,
pertumbuhan UMKM lokal,
serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar proyek.
Pembangunan ini juga menjadi langkah penting dalam memperkuat daya saing pariwisata Indonesia di kancah global, sekaligus memastikan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di kawasan timur Indonesia.
Penutup
Keberhasilan Brantas Abipraya mempercepat pembangunan jalan akses Pelabuhan Wae Kelambu di Labuan Bajo menandai kontribusi nyata BUMN karya dalam mendukung agenda strategis nasional.
Dengan progres yang melampaui target dan pelibatan masyarakat lokal, proyek ini tidak hanya menjadi bagian dari infrastruktur transportasi, tetapi juga instrumen pemerataan pembangunan.
Seperti ditegaskan Dian Sovana, “Kehadirannya bukan hanya sekadar proyek konstruksi, melainkan juga investasi jangka panjang untuk memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Timur.”
Jika sesuai target, Desember 2025 akan menjadi tonggak penting: selesainya infrastruktur yang akan mempercepat logistik, memperkuat pariwisata, sekaligus membuka peluang ekonomi baru di Labuan Bajo dan sekitarnya.