Sembako

Update Harga Sembako Jogja Bantu Perencanaan Belanja Harian

Update Harga Sembako Jogja Bantu Perencanaan Belanja Harian
Update Harga Sembako Jogja Bantu Perencanaan Belanja Harian

JAKARTA - Harga bahan pangan, terutama sembilan bahan pokok (Sembako), di Kota Jogja terus mengalami perubahan setiap hari.

Hal ini menjadi perhatian penting bagi masyarakat agar dapat menyesuaikan budgeting pangan harian. Data PIHPS menunjukkan cabai merah besar kembali naik hari ini, sedangkan Bapanas mencatat penurunan sekitar 1,6%.

Rata-rata cabai merah besar di Indonesia mencapai Rp 51.700 per kilogram, termurah di Sulawesi Selatan Rp 31.100, dan termahal di Riau Rp 81.000. Sementara di Jogja, Pasar Beringharjo dan Kranggan menjadi acuan utama harga sembako, seperti bawang merah Rp 38.750/kg, bawang putih Rp 39.500/kg, dan cabai merah besar Rp 46.250/kg.

Selain cabai merah besar, komoditas lain seperti beras, daging ayam, daging sapi, gula, minyak goreng, dan telur ayam ras juga mengalami fluktuasi harga harian. Data terbaru menunjukkan harga minyak goreng kemasan bermerk 1 Rp 21.750/liter dan telur ayam ras segar Rp 28.500/kg, menandakan dinamika pasokan tetap berjalan.

Perbandingan Data PIHPS dan Bapanas

Data Panel Harga Bapanas menyoroti kenaikan harga bawang merah dari Rp 31.571 menjadi Rp 32.429/kg. Sementara cabai merah keriting dan cabai merah besar justru turun, masing-masing menjadi Rp 51.857/kg dan Rp 43.571/kg.

Kenaikan bawang merah ini masih lebih rendah dibandingkan awal September 2025, saat dibanderol Rp 36.143/kg. Penurunan cabai merah besar meski signifikan tetap mencerminkan kenaikan sekitar 36% dari awal bulan. Data final PIHPS dan Bapanas tersedia pukul 13.00 WIB, sehingga perubahan harga masih memungkinkan terjadi hingga sore hari.

Rincian harga versi Bapanas lainnya antara lain beras premium Rp 14.500/kg, kedelai impor Rp 9.200/kg, daging sapi murni Rp 130.000/kg, dan minyak goreng curah Rp 17.083/liter. Perbedaan angka antara PIHPS dan Bapanas memperlihatkan perbedaan metode survei dan waktu pengambilan data di lapangan.

Penyebab Fluktuasi Harga Sembako

Perubahan harga sembako tidak lepas dari ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Pertumbuhan populasi dan meningkatnya permintaan masyarakat mendorong harga naik, sementara gangguan pada komoditas pertanian, kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan peralihan fungsi lahan menyebabkan pasokan tidak stabil.

Musim hujan berpotensi menurunkan hasil panen cabai karena serangan hama atau busuk, sementara musim kemarau meningkatkan stok sehingga harga cenderung turun. Faktor distribusi juga memengaruhi harga; semakin panjang dan rumit proses distribusi, harga pangan semakin tinggi.

Selain itu, jumlah pedagang turut menentukan stabilitas harga. Banyak pedagang akan mendorong persaingan sehingga harga mendekati normal, sedangkan sedikit pedagang bisa menyebabkan harga ekstrem. Secara keseluruhan, faktor produksi, distribusi, dan pedagang saling berinteraksi memengaruhi harga harian sembako.

Dampak Bagi Masyarakat dan Tips Pemantauan

Bagi masyarakat, memahami dinamika harga sembako penting agar perencanaan belanja rumah tangga tetap efektif. Mengetahui tren kenaikan atau penurunan harga dapat membantu memilih waktu pembelian bahan pangan yang tepat.

Pemantauan harga bisa dilakukan melalui Pasar Beringharjo dan Kranggan, serta memanfaatkan informasi PIHPS dan Bapanas secara rutin. Meski harga dapat berubah sewaktu-waktu, langkah proaktif masyarakat dalam memantau data akan meminimalkan risiko pemborosan.

Masyarakat juga dianjurkan membeli bahan pokok sesuai kebutuhan agar stok tetap terjaga, mengurangi potensi kerugian akibat kenaikan harga mendadak. Pemahaman faktor alam, distribusi, dan jumlah pedagang menjadi kunci agar keputusan belanja lebih bijak dan terencana.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index