Jepang

Stabilitas Yen Jepang Tahan Tekanan meski Pasar Global Dinamis

Stabilitas Yen Jepang Tahan Tekanan meski Pasar Global Dinamis
Stabilitas Yen Jepang Tahan Tekanan meski Pasar Global Dinamis

JAKARTA - Pergerakan Yen Jepang (JPY) terhadap Dolar AS (USD) belakangan ini memperlihatkan dinamika yang cukup menarik. Mata uang Negeri Sakura tersebut tercatat masih bergerak dalam pola konsolidasi sideways, meskipun bias jangka pendek tampak memberi ruang bagi pembeli. Kondisi ini mencerminkan bahwa para pelaku pasar cenderung memilih sikap hati-hati sambil menunggu rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat, khususnya Indeks Harga Produsen (IHP) yang diperkirakan akan memengaruhi arah pergerakan selanjutnya.

Sementara itu, suasana positif di pasar ekuitas dunia turut membebani pergerakan JPY sebagai aset safe-haven. Di tengah kondisi global tersebut, ketidakpastian politik dalam negeri Jepang juga dipandang menjadi faktor yang dapat membuat Bank of Japan (BoJ) lebih berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan suku bunga.

Optimisme Kebijakan BoJ dan Ekspektasi Terhadap The Fed

Meskipun ada faktor penghambat, investor tetap menilai BoJ akan konsisten melanjutkan jalur normalisasi kebijakan moneter. Inflasi yang masih bertahan dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang optimis menjadi alasan utama bank sentral Jepang tidak akan terburu-buru mengubah kebijakan yang ada.

Di sisi lain, The Fed justru diperkirakan akan mengambil langkah berbeda. Bank sentral Amerika Serikat tersebut diprediksi menurunkan biaya pinjaman dalam waktu dekat, dengan tiga kali pemangkasan suku bunga yang mungkin terjadi hingga akhir tahun. Prospek inilah yang menahan kekuatan USD dan membuat kenaikan pasangan mata uang USD/JPY cenderung terbatas.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa setiap pergerakan naik dalam pasangan mata uang USD/JPY lebih dipandang sebagai peluang jual. Para pedagang memandang adanya batasan ketat bagi potensi penguatan USD terhadap Yen, sehingga pergerakan besar kemungkinan tetap terbatas.

Faktor Politik dan Dampaknya terhadap BoJ

Situasi politik dalam negeri Jepang turut memberi warna pada pasar. Pengunduran diri Perdana Menteri Shigeru Ishiba setelah partainya mengalami kekalahan pada pemilu majelis tinggi menambah ketidakpastian jangka pendek. Keputusan tersebut membuat BoJ memiliki alasan tambahan untuk tidak terburu-buru menormalkan kebijakan moneter.

Sementara itu, kenaikan indeks ekuitas utama di Wall Street yang mencatat rekor tertinggi turut mengangkat pasar Asia. Imbasnya, posisi Yen Jepang sebagai aset lindung nilai kehilangan sebagian daya tarik. Hal ini bersamaan dengan pemulihan USD yang sedang berlangsung, menjadikan USD/JPY tetap berada di area rawan pergerakan terbatas.

Indikator Ekonomi Jepang Memberi Sinyal Positif

Survei Tankan Reuters terbaru menunjukkan sentimen produsen Jepang berada pada level terbaik dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Data ini sejalan dengan revisi pertumbuhan PDB Jepang yang menunjukkan kenaikan signifikan, yaitu tumbuh 2,2% secara tahunan pada kuartal kedua 2025.

Selain itu, data belanja rumah tangga serta kenaikan upah riil yang untuk pertama kalinya positif dalam tujuh bulan terakhir memberi sinyal perbaikan kondisi ekonomi domestik. Faktor-faktor ini semakin memperkuat potensi bahwa BoJ memiliki ruang untuk melakukan penyesuaian suku bunga di akhir tahun.

Perbedaan kebijakan antara BoJ dan The Fed menjadi sorotan utama. Jepang cenderung mempertahankan sikap hati-hati dengan kemungkinan kenaikan suku bunga, sementara AS bersiap dengan penurunan. Kontras inilah yang memengaruhi pola pikir para pelaku pasar global terhadap pasangan USD/JPY.

Ekspektasi Terhadap The Fed dan Data AS

Pasar saat ini memperhitungkan hampir pasti adanya penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan FOMC mendatang. Skenario pemangkasan jumbo memang kecil kemungkinannya, tetapi spekulasi tetap berkembang.

Rilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang lebih lemah dari perkiraan turut memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga. Data tenaga kerja yang menunjukkan pelemahan membuat investor ragu untuk agresif membeli USD. Hal ini sekaligus menjadi faktor penahan utama bagi pasangan USD/JPY.

Selanjutnya, perhatian pasar akan tertuju pada rilis IHP AS, diikuti data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan menjadi kunci dalam menentukan arah kebijakan The Fed ke depan. Kedua data tersebut diperkirakan akan berpengaruh signifikan terhadap dinamika USD dalam jangka pendek.

Prospek Teknis USD/JPY

Secara teknikal, pergerakan USD/JPY menunjukkan tanda-tanda kewaspadaan. Pemantulan dari area 146,30 yang merupakan swing low bulanan menandakan adanya support kuat. Namun, kurangnya aksi beli lanjutan dan indikator teknikal harian yang negatif memperlihatkan potensi penurunan lebih lanjut.

Kenaikan menuju area 147,75 hingga 148,00 kemungkinan akan terbatas karena menjadi titik masuk bagi para penjual baru. Apabila area tersebut ditembus, pasangan mata uang ini bisa menguji Simple Moving Average (SMA) 200 hari di sekitar 148,75.

Sebaliknya, jika harga menembus level 147,00, peluang terbuka bagi penurunan menuju area 146,30–146,20. Bahkan, penurunan di bawah 146,00 dapat memicu momentum bearish baru dengan target ke 145,35, lalu ke level psikologis 145,00.

Secara keseluruhan, stabilitas Yen Jepang tetap terjaga meskipun dinamika global terus berlangsung. Ketidakpastian politik domestik, proyeksi kebijakan BoJ, dan arah kebijakan The Fed menjadi faktor kunci yang menentukan arah USD/JPY. Bagi pelaku pasar, kondisi saat ini menghadirkan peluang sekaligus risiko yang harus disikapi dengan strategi hati-hati.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index