Labuan Bajo — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus memperkuat perannya dalam pembangunan nasional dengan memperluas jaringan konektivitas maritim dari Sabang hingga Merauke, menjangkau daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), serta mengembangkan destinasi wisata waterfront terpadu yang berkelas internasional.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo, menegaskan bahwa ASDP bukan sekadar penyedia layanan penyeberangan, tetapi juga sebagai agen pembangunan yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia dengan transportasi laut yang modern, efisien, dan merata.
“ASDP hadir tidak hanya untuk mengoperasikan ferry saja. Kami berperan dalam meningkatkan konektivitas nasional, kelancaran logistik, membuka akses ke wilayah 3T, serta membangun destinasi wisata yang mampu bersaing di tingkat global,” ungkap Heru.
ASDP mengelola lebih dari 300 jalur penyeberangan jarak pendek yang menghubungkan berbagai wilayah strategis, termasuk jalur utama Merak–Bakauheni yang menjadi tulang punggung mobilitas logistik dan masyarakat antara Jawa dan Sumatera. Selain itu, ASDP juga mengoperasikan dua jalur Long Distance Ferry (LDF), yaitu Balikpapan–Parepare dan Jangkar–Lembar, untuk mendukung distribusi logistik antar wilayah.
Untuk memperluas akses ke wilayah 3T, ASDP menjalankan sekitar 210 lintasan perintis dengan armada 83 kapal sesuai dengan amanat Permenhub No. PM 60 Tahun 2021. Pada 2025, pemerintah mengalokasikan subsidi sebesar Rp450,4 miliar untuk layanan penyeberangan perintis, sebagai bentuk komitmen negara dalam menjamin akses transportasi bagi masyarakat di daerah terpencil.
“Layanan perintis bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi misi untuk menghadirkan keadilan akses transportasi laut. Beberapa lintasan perintis telah berkembang menjadi rute komersial yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut,” jelas Heru.
Pada 2023, sepuluh lintasan perintis berhasil bertransformasi menjadi rute komersial yang menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi dan daya saing daerah.
Selain memperkuat konektivitas, ASDP juga mengembangkan ekosistem pariwisata terpadu berbasis pelabuhan untuk mengoptimalkan potensi wisata daerah dan mendukung perekonomian lokal. Salah satu proyek unggulan adalah Bakauheni Harbour City (BHC) di Lampung Selatan, kawasan seluas 160 hektare yang dirancang sebagai destinasi wisata maritim modern. BHC kini memiliki Siger Market sebagai pusat UMKM, galeri seni, dan amphitheater dengan kapasitas 10.000 orang sehingga menjadi lebih dari sekadar tempat transit.
Melalui anak usahanya PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO), ASDP menghadirkan Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium. Kawasan ini meliputi Hotel Meruorah Komodo, Plaza Marina, serta dermaga marina yang mampu menampung 135 kapal yacht. Area ini juga menjadi lokasi penyelenggaraan acara internasional seperti KTT ASEAN, AMMTC 2023, dan berbagai kegiatan pendukung G20.
“Pelabuhan kini bukan hanya pintu masuk logistik tetapi juga gerbang pengalaman wisatawan. Dengan pendekatan waterfront yang terintegrasi kami menjadikan pelabuhan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi pemberdayaan UMKM dan penggerak pariwisata nasional,” tambah Heru.
Dengan menggabungkan konektivitas maritim efisiensi logistik dan pengembangan destinasi wisata strategis ASDP terus menjadi pelopor pembangunan berkelanjutan dari laut untuk kemajuan Indonesia.