JAKARTA - Pergerakan pasar saham nasional membuka perdagangan dengan kecenderungan positif.
Indeks Harga Saham Gabungan menunjukkan penguatan tipis pada awal sesi perdagangan. Kondisi ini mencerminkan optimisme terbatas pelaku pasar di tengah berbagai sentimen yang berkembang.
IHSG tercatat berada di zona hijau pada awal perdagangan Jumat pagi. Indeks bergerak menguat ke level 8.667 dengan kenaikan 0,34 persen. Aktivitas transaksi masih berlangsung aktif sejak awal sesi.
Hingga pukul 09.12 WIB, pergerakan IHSG relatif stabil. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp1,88 triliun. Total volume perdagangan saham mencapai 3,53 miliar lembar saham.
Aktivitas Saham Didominasi Pergerakan Variatif
Perdagangan pagi hari menunjukkan dinamika pergerakan saham yang cukup seimbang. Sebanyak 272 saham tercatat mengalami kenaikan harga. Sementara itu, 252 saham bergerak melemah pada sesi yang sama.
Selain saham yang naik dan turun, sebagian emiten tercatat stagnan. Sebanyak 434 saham tidak mengalami perubahan harga. Kondisi ini menunjukkan pelaku pasar masih bersikap selektif.
Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 300.300 kali. Angka ini mencerminkan aktivitas jual beli yang cukup aktif. Investor tampak mencermati pergerakan saham secara hati-hati.
Saham Penguat dan Pelemah Menarik Perhatian
Sejumlah saham masuk dalam jajaran penguat teratas pada perdagangan pagi. Saham RLCO, SUPA, dan PSDN mencatatkan kenaikan signifikan. Selain itu, IKPM dan LEAD juga bergerak positif.
Daftar saham penguat lainnya meliputi BMSR, BABY, dan CTTH. Saham OASA turut melengkapi jajaran top gainers. Pergerakan ini menarik perhatian pelaku pasar jangka pendek.
Di sisi lain, beberapa saham tercatat sebagai pelemah. Saham POLU, INET, dan HILL berada dalam daftar top loser. Selain itu, KONI dan JAYA juga mengalami tekanan harga.
Tekanan Teknis Masih Membayangi IHSG
Dari sisi teknikal, tekanan terhadap IHSG masih terlihat. Histogram negatif Moving Average Convergence Divergence tercatat semakin melebar. Kondisi ini mengindikasikan momentum pelemahan belum sepenuhnya mereda.
Stochastic RSI kembali membentuk pola death cross. Indikator ini bergerak mendekati area oversold. Sinyal tersebut menjadi perhatian pelaku pasar dalam menentukan strategi.
IHSG ditutup di bawah level MA5 namun masih bertahan di atas MA20. Kondisi ini mencerminkan tekanan jangka pendek. Namun, tren menengah masih relatif terjaga.
Proyeksi Pergerakan dan Sentimen Global
IHSG diperkirakan bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah. Tekanan datang dari pelemahan nilai tukar rupiah. Kewaspadaan investor terhadap sentimen global juga meningkat.
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup melemah ke level 8.618,2. Pelemahan ini terjadi seiring tekanan terhadap rupiah. Bank Indonesia tetap mempertahankan BI Rate di level 4,75 persen.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah di level Rp16.723 per dolar AS. Kondisi ini terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS. Pergerakan mata uang Asia ditutup variatif.
Antisipasi Kebijakan Jepang Jadi Sorotan Pasar
Sentimen global turut memengaruhi arah pergerakan IHSG. Investor mencermati hasil pertemuan Bank of Japan. Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Jika terealisasi, suku bunga Jepang akan berada di level tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan volatilitas pasar global. Arus dana jangka pendek diperkirakan akan mengalami penyesuaian.
Kenaikan suku bunga Jepang dinilai dapat memengaruhi strategi carry trade. Investor yang memanfaatkan yen berbunga rendah berpotensi menutup posisi. Kondisi tersebut berpeluang memicu gejolak sementara di pasar global.