JAKARTA - Di tengah perubahan tren investasi dan meningkatnya ekspektasi nasabah, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menegaskan pentingnya inovasi berkelanjutan agar produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink tetap diminati masyarakat.
AAJI menilai, inovasi menjadi faktor kunci untuk menjaga daya saing industri asuransi jiwa sekaligus meningkatkan minat masyarakat terhadap produk-produk yang menggabungkan perlindungan dan potensi investasi tersebut.
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, mengatakan perusahaan asuransi perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang semakin dinamis.
Menurutnya, produk unitlink harus tampil dengan struktur biaya yang lebih efisien serta fitur yang lebih sederhana, tanpa mengurangi nilai perlindungan yang diberikan.
“Dengan demikian, akan semakin banyak masyarakat yang tertarik hingga akhirnya membeli dan menggunakan unitlink,” ujar Togar.
Perluas Akses Pasar Lewat Diversifikasi Kanal Distribusi
Lebih lanjut, Togar menjelaskan bahwa inovasi tidak hanya terbatas pada desain produk, tetapi juga mencakup strategi pemasaran dan distribusi. Menurutnya, perusahaan asuransi harus mampu memanfaatkan berbagai kanal distribusi secara optimal untuk menjangkau lebih banyak calon nasabah.
Selama ini, pendapatan premi terbesar unitlink masih didominasi oleh kerja sama bancassurance, yaitu kolaborasi antara perusahaan asuransi dan perbankan dalam memasarkan produk asuransi.
Namun, Togar menilai potensi pasar masih sangat besar jika industri mulai memperluas pendekatan ke jalur distribusi yang lebih modern.
“Dengan memaksimalkan kerja sama bancassurance dan memperkaya inovasi jalur distribusi yang lebih modern, peluang pasar unitlink bisa semakin terbuka,” ujarnya.
AAJI mendorong perusahaan asuransi untuk memperluas jaringan penjualan melalui kanal digital, platform investasi daring, serta agen asuransi independen yang terlatih. Dengan begitu, masyarakat dari berbagai lapisan dapat mengakses produk unitlink dengan lebih mudah dan transparan.
Literasi Keuangan Jadi Fondasi Penguatan Kepercayaan Nasabah
Selain inovasi produk dan kanal distribusi, AAJI juga menekankan pentingnya peningkatan literasi keuangan di masyarakat. Togar menilai, pemahaman yang baik terhadap karakteristik unitlink akan membuat calon nasabah lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi jangka panjang.
Menurutnya, banyak masyarakat yang belum memahami bahwa unitlink memiliki dua fungsi utama — yaitu memberikan perlindungan jiwa sekaligus peluang pertumbuhan nilai investasi.
Karena itu, edukasi mengenai risiko dan potensi keuntungan menjadi hal penting untuk memastikan keputusan investasi diambil secara rasional dan sesuai profil risiko individu.
“Literasi keuangan menjadi kunci agar nasabah memahami karakteristik unitlink secara utuh,” jelas Togar.
AAJI pun terus bekerja sama dengan regulator, industri perbankan, dan lembaga edukasi keuangan untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya perencanaan keuangan yang sehat melalui asuransi jiwa berbasis investasi.
Kinerja Unitlink Masih Menunjukkan Ketahanan di Tengah Tekanan
Meski menghadapi tantangan pasar, Togar optimistis kinerja produk unitlink akan terus membaik hingga akhir 2025.
Ia menjelaskan, sejumlah faktor mendukung pemulihan sektor ini, mulai dari penerapan regulasi baru yang memperkuat perlindungan pemegang polis, hingga meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya diversifikasi aset.
“Optimisme tersebut didukung oleh penerapan regulasi baru yang memperkuat perlindungan pemegang polis, peningkatan literasi keuangan, serta inovasi produk yang lebih fleksibel dan sesuai profil risiko nasabah,” tegasnya.
AAJI menilai kebijakan regulator, terutama dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memberi dampak positif terhadap tata kelola industri asuransi jiwa.
Aturan baru terkait transparansi biaya dan kewajiban informasi produk membuat nasabah merasa lebih aman, sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan asuransi.
Togar juga menekankan bahwa, meskipun pendapatan premi unitlink sempat menurun, tren perbaikan sudah terlihat. Berdasarkan data AAJI, pendapatan premi unitlink pada semester I-2025 mencapai Rp 32,40 triliun, turun 11,7% secara tahunan (YoY).
Namun, penurunan ini membaik dibandingkan kontraksi 13,8% pada periode yang sama tahun 2024.
“Artinya, meskipun terjadi tekanan, performa unitlink sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan,” jelas Togar.
Unitlink Masih Diminati Segmen Nasabah Tertentu
AAJI menilai, produk unitlink masih memiliki tempat tersendiri di pasar, khususnya di kalangan masyarakat yang memiliki orientasi investasi jangka panjang dan tingkat literasi keuangan yang baik.
Produk ini dianggap menarik karena menawarkan perlindungan sekaligus potensi pertumbuhan nilai dana, berbeda dengan asuransi tradisional yang fokus pada proteksi saja.
“Meski menghadapi tekanan, produk unitlink masih diminati segmen masyarakat tertentu,” ungkap Togar.
AAJI berharap, dengan dorongan inovasi dan kebijakan yang adaptif, produk unitlink dapat kembali tumbuh sebagai instrumen keuangan yang relevan bagi berbagai kalangan — mulai dari pekerja muda hingga investor mapan.
Menatap Akhir 2025 dengan Optimisme Baru
Menjelang akhir tahun, AAJI menilai industri asuransi jiwa berada dalam momentum penting untuk melakukan transformasi. Inovasi produk, pemanfaatan teknologi, dan peningkatan literasi akan menjadi fondasi utama untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap unitlink.
Perusahaan asuransi diharapkan mampu menciptakan produk yang tidak hanya menarik secara komersial, tetapi juga transparan, mudah dipahami, dan berorientasi pada kebutuhan nasabah.
AAJI optimistis langkah-langkah tersebut akan memperkuat posisi unitlink sebagai salah satu pilar utama pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia.
“Dengan inovasi yang berkelanjutan dan perlindungan yang semakin kuat bagi nasabah, kami yakin produk unitlink akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi masyarakat,” pungkas Togar.