JAKARTA - Bitcoin kembali mencatatkan tonggak bersejarah dengan menembus level tertinggi sepanjang masa di atas US$125.000.
Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya optimisme pasar terhadap aset berisiko dan penguatan tren musiman “Uptober”. Faktor eksternal seperti penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) dan iklim regulasi yang lebih bersahabat turut memperkuat reli aset kripto terbesar di dunia tersebut.
Reli Bitcoin Capai Level Tertinggi Baru
Harga Bitcoin menembus rekor baru pada level US$125.689, melampaui pencapaian sebelumnya yang tercatat di US$124.514 pada pertengahan Agustus. Dalam kurun waktu satu tahun, aset digital ini telah menguat lebih dari 30%.
Kenaikan tersebut dipicu oleh sentimen positif di pasar saham Amerika Serikat serta arus masuk dana ke produk ETF berbasis Bitcoin yang semakin meningkat. Reli ini turut dipengaruhi oleh antusiasme investor terhadap aset berisiko, meski pasar global tengah diliputi ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan AS.
Fenomena ini dikenal dengan istilah “debasement trade”, di mana pelaku pasar mengalihkan dana ke aset lindung nilai seperti kripto untuk melindungi nilai kekayaan mereka dari pelemahan dolar AS.
Selama bulan Oktober, tren historis menunjukkan Bitcoin hampir selalu mencatatkan kenaikan. Dalam satu dekade terakhir, aset ini sembilan kali menguat pada periode yang sama. Pada pertengahan perdagangan, harga Bitcoin sempat berada di sekitar level US$123.000 sebelum kembali melonjak ke posisi tertingginya.
Dampak Shutdown AS dan Pengaruh Narasi Dolar Lemah
Kondisi shutdown di Amerika Serikat menjadi katalis utama bagi pergerakan Bitcoin kali ini. Para investor berspekulasi bahwa penutupan pemerintahan tersebut akan memperlemah kepercayaan terhadap dolar AS, sehingga memicu perpindahan dana ke aset alternatif.
Fenomena ini kembali menegaskan posisi Bitcoin sebagai aset pelindung nilai dalam menghadapi gejolak kebijakan fiskal dan moneter. Joshua Lim, Co-Head of Markets di FalconX, menilai bahwa tren ini bukanlah hal mengejutkan.
Menurutnya, ketika berbagai aset mulai mencetak rekor tertinggi—termasuk saham, emas, hingga barang koleksi seperti kartu Pokémon Bitcoin juga ikut diuntungkan oleh narasi pelemahan dolar.
Kondisi ini memperlihatkan adanya korelasi baru antara aset digital dengan pasar tradisional, di mana Bitcoin mulai diperlakukan sebagai bagian dari portofolio investasi utama. Investor kini memandang Bitcoin bukan sekadar aset spekulatif, melainkan instrumen lindung nilai yang memiliki daya tarik tersendiri.
Dukungan Regulasi dan Peran Korporasi Besar
Selain faktor pasar, dukungan regulasi yang lebih terbuka di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump juga memberikan dorongan signifikan terhadap reli Bitcoin.
Iklim kebijakan yang lebih ramah terhadap industri aset digital membuat sejumlah perusahaan publik mulai berani menempatkan Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan mereka.
Michael Saylor melalui perusahaannya, Strategy, menjadi pelopor dalam menjadikan Bitcoin sebagai aset cadangan perusahaan. Langkah ini kemudian diikuti oleh berbagai korporasi besar lainnya, serta mendorong permintaan terhadap aset digital lain seperti Ether.
Aliran dana korporasi tersebut memberikan dasar kuat bagi kenaikan harga yang berkelanjutan di pasar kripto.
Dengan semakin banyak institusi yang mengadopsi Bitcoin, legitimasi aset ini di pasar keuangan global kian menguat. Para analis menilai bahwa tren adopsi institusional ini akan terus berlanjut, seiring meningkatnya kepercayaan terhadap potensi jangka panjang teknologi blockchain dan aset digital.
Tren Pasar dan Prospek Ke Depan
Selain pasar kripto, bursa saham AS juga menunjukkan performa positif dengan mencetak rekor baru pada akhir pekan. Kenaikan tersebut ditopang oleh gelombang kesepakatan besar di sektor kecerdasan buatan (AI).
Namun, di sisi lain, pasar tetap waspada terhadap potensi dampak lanjutan dari shutdown serta melemahnya aktivitas bisnis. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS dan dolar mengalami tekanan, sedangkan harga emas mencatat reli mingguan ketujuh secara beruntun.
Tren tersebut menunjukkan meningkatnya minat investor terhadap aset yang dianggap aman, termasuk Bitcoin. Geoff Kendrick, Global Head of Digital Assets Research di Standard Chartered Plc., menilai bahwa kondisi pasar saat ini memberikan ruang bagi Bitcoin untuk melanjutkan reli.
Ia menegaskan bahwa pergerakan kali ini berbeda dengan periode shutdown pada 2018–2019, karena saat ini Bitcoin telah berkembang menjadi aset berisiko utama yang sejalan dengan dinamika pasar tradisional.
Dengan kombinasi dukungan fundamental, kebijakan yang lebih kondusif, serta tren historis yang menguat di bulan Oktober, Bitcoin berpotensi mempertahankan momentum kenaikannya dalam waktu dekat. Investor kini menatap peluang baru di pasar aset digital yang semakin matang dan terintegrasi dengan sistem keuangan global.