BiosfeRun 2025 Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Lokal

Jumat, 03 Oktober 2025 | 14:46:41 WIB
BiosfeRun 2025 Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Lokal

JAKARTA - Badan Otorita Borobudur (BOB) kembali menghadirkan ajang lari lintas alam berskala internasional, BiosfeRun 2025, yang akan digelar pada 19 Oktober mendatang di Perbukitan Menoreh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Event ini dirancang bukan sekadar kompetisi olahraga, tetapi juga sebagai strategi meningkatkan eksposur global pariwisata Indonesia, sekaligus mendorong pariwisata hijau dan pemberdayaan masyarakat sekitar.

Direktur Utama BOB, Agustin Peranginangin, menegaskan bahwa ajang ini menargetkan sekitar 1.500 peserta dari nasional maupun internasional. Lintasan lari dibagi dalam tiga kategori jarak, yakni 7 kilometer, 15 kilometer, dan 30 kilometer.

"Dengan kehadiran pelari nasional dan internasional, BiosfeRun diharapkan dapat meningkatkan eksposur global pariwisata Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi desa-desa penyangga di sekitar venue, serta mempromosikan dan mengedepankan kearifan lokal dalam pengelolaan pariwisata," ujar Agustin di Yogyakarta, Kamis.

Mengangkat Cagar Biosfer Perbukitan Menoreh

Lokasi yang dipilih bukan tanpa alasan. Perbukitan Menoreh telah ditetapkan UNESCO sebagai cagar biosfer, sehingga event ini sekaligus menjadi ajang untuk menonjolkan keindahan alam sekaligus keberlanjutan lingkungan. 

Lintasan yang menantang di kawasan perbukitan memberikan pengalaman berbeda bagi pelari, sambil menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Agustin menambahkan, BiosfeRun mengusung semangat Protect Nature, Empower Communities, yang menekankan pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, serta kolaborasi komunitas di kawasan Borobudur Highland.

"Mengintegrasikan olahraga, pelestarian alam, pemberdayaan masyarakat, serta promosi pariwisata berkelanjutan," kata Agustin.

Sinergi dengan Masyarakat Lokal

Selain menjadi ajang olahraga, BiosfeRun 2025 juga dibuka untuk masyarakat sekitar. Direktur Pemasaran Pariwisata BOB, Harfiansa Bimatara, menyebut acara ini merupakan ruang bersama untuk merayakan alam, budaya, dan semangat komunitas.

"Melalui partisipasi aktif warga lokal, kami ingin menegaskan bahwa setiap langkah pelari adalah langkah menuju keberlanjutan yang memberi manfaat langsung bagi desa-desa sekitar," ujar Harfiansa.

Keterlibatan masyarakat lokal dalam event ini mencakup penyediaan jasa lokal, seperti akomodasi, konsumsi, dan pemandu wisata, sehingga ekonomi desa dapat terdongkrak secara langsung. 

Dengan demikian, BiosfeRun 2025 tidak hanya memperkenalkan wisata alam Indonesia, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal.

Kampanye Lingkungan dan Kolaborasi Mitra Strategis

Race Director BiosfeRun, Rostian Gamanda, menekankan bahwa penyelenggaraan tahun ini diperkuat melalui kolaborasi dengan mitra strategis untuk mendukung gerakan berkelanjutan. 

Salah satunya adalah kerja sama dengan Erafone melalui kampanye Jaga Bumi, di mana peserta diajak mendaur ulang sampah elektronik dengan memasukkannya ke drop box yang tersedia di venue.

Pendekatan ini menekankan edukasi lingkungan bagi peserta dan masyarakat sekitar, sehingga ajang olahraga juga menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran tentang pengelolaan sampah dan keberlanjutan.

Pariwisata Hijau dan Promosi Global

Dengan kehadiran pelari dari berbagai negara, BiosfeRun 2025 diharapkan bisa mendongkrak eksposur internasional Borobudur dan Yogyakarta.

Ajang ini menjadi sarana promosi wisata berbasis alam dan budaya, sekaligus memperkenalkan potensi desa-desa penyangga melalui kegiatan ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan.

Agustin menekankan bahwa BiosfeRun bukan sekadar olahraga, tetapi juga strategi pariwisata hijau yang mengedepankan kelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat. Setiap aktivitas, mulai dari penyediaan lintasan hingga fasilitas, dirancang agar berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat lokal.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Selain meningkatkan eksposur global, acara ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, mulai dari sektor kuliner, penginapan, hingga kerajinan tangan. Para peserta dan pengunjung akan merasakan langsung kekayaan budaya dan alam Borobudur Highland.

Harfiansa menambahkan, "Event ini memberi manfaat tidak hanya bagi pelari, tetapi juga warga lokal. Setiap langkah yang dilakukan peserta di lintasan adalah dukungan nyata bagi desa-desa di sekitar venue."

Kesimpulan

BiosfeRun 2025 membuktikan bahwa olahraga dapat menjadi sarana promosi pariwisata berkelanjutan sekaligus pemberdayaan masyarakat. 

Dengan lintasan yang menantang di cagar biosfer Perbukitan Menoreh, kolaborasi dengan mitra strategis, dan keterlibatan aktif warga lokal, event ini menghadirkan konsep ‘lari untuk alam, lari untuk masyarakat’.

Ajang ini tidak hanya menargetkan pencapaian olahraga, tetapi juga menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang nyata, serta meningkatkan kesadaran lingkungan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata hijau di mata dunia.

Terkini