JAKARTA - GIIAS Bandung 2025 hadir sebagai ajang memperkenalkan teknologi kendaraan terbaru, termasuk kendaraan listrik.
Acara ini sekaligus merefleksikan kontribusi besar sektor otomotif terhadap ekonomi nasional. Industri kendaraan bermotor menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan berbagai sektor.
Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika, Setia Diarta, menekankan bahwa otomotif tidak hanya menciptakan nilai tambah tetapi juga efek berganda bagi perekonomian.
Nilai tambah bruto sektor ini pada 2024 tercatat 110 miliar dolar AS, berdampak hingga Rp372 triliun di sektor utama dan Rp422 triliun di e-commerce. Hal ini menunjukkan keterkaitan industri otomotif dengan pemasok bahan baku, perdagangan, dan transportasi.
Pameran ini juga menegaskan posisi Jawa Barat sebagai pusat industri otomotif nasional. Dengan kontribusi sektor otomotif mencapai lebih dari 40% PDRB, wilayah ini menjadi barometer pertumbuhan industri kendaraan. Acara GIIAS Bandung 2025 menampilkan transformasi industri menghadapi era elektrifikasi kendaraan.
Peluang Pasar dan Pertumbuhan Kendaraan Listrik
Indonesia memiliki rasio kepemilikan mobil sebesar 99 per 1.000 penduduk, jauh lebih rendah dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Kondisi ini menunjukkan pasar otomotif domestik masih sangat luas.
Kelas menengah yang semakin tertarik pada kendaraan listrik menjadi peluang besar bagi produsen lokal maupun internasional. Setia Diarta menekankan bahwa pertumbuhan kendaraan listrik akan memperkuat ekosistem industri otomotif hijau.
Pameran menampilkan berbagai model kendaraan listrik berbasis baterai. Hal ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat sekaligus mendukung transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.
Selain itu, kendaraan listrik juga menjadi bagian dari strategi pemerintah menurunkan emisi karbon. GIIAS Bandung 2025 menampilkan inovasi ramah lingkungan untuk mendorong adopsi kendaraan berkelanjutan. Produsen diberikan apresiasi atas kontribusinya dalam menciptakan masa depan otomotif yang lebih hijau.
Kontribusi Jawa Barat dalam Industri Otomotif
Jawa Barat menjadi sentra utama perakitan kendaraan bermotor sejak 1970-an, khususnya di wilayah Bekasi, Karawang, dan sekitarnya. Lokasi strategis dekat pelabuhan dan ketersediaan tenaga kerja mendukung volume produksi yang signifikan.
Hingga semester I 2025, sekitar 14,6% kendaraan nasional berasal dari provinsi ini, setara dengan 60.000 unit. Keunggulan Jawa Barat menjadikannya pusat pertumbuhan industri otomotif nasional.
Pameran GIIAS Bandung menunjukkan bagaimana kawasan industri terus bertransformasi menghadapi era elektrifikasi. Hal ini juga mendukung penguatan rantai pasok dan inovasi teknologi kendaraan modern.
Peran provinsi ini tidak hanya pada produksi, tetapi juga dalam menciptakan multiplier effect di sektor perdagangan, logistik, dan jasa pendukung. GIIAS Bandung 2025 menjadi bukti nyata bahwa industri otomotif tetap menjadi tulang punggung perekonomian regional.
GIIAS Bandung 2025 dan Transformasi Industri Otomotif
Pameran GIIAS Bandung 2025 menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam menghadapi perubahan pasar. Kehadiran kendaraan listrik menjadi indikator kesiapan industri menghadapi era ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon.
Selain teknologi, pameran juga memberikan ruang bagi produsen memperkenalkan model terbaru, termasuk kendaraan hybrid dan compact SUV. Inovasi ini tidak hanya menarik minat konsumen, tetapi juga memperkuat daya saing industri otomotif Indonesia.
GIIAS Bandung menjadi etalase untuk melihat tren masa depan kendaraan nasional. Kehadiran berbagai produsen di GIIAS Bandung menunjukkan komitmen bersama menciptakan ekosistem otomotif yang berkelanjutan.
Dengan fokus pada elektrifikasi, inovasi, dan kualitas produksi, pameran ini mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus transformasi industri. Industri otomotif Indonesia diproyeksikan terus berkembang, memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan sektor ekonomi lainnya.