Daniel Ek Mundur dari Kursi CEO Spotify Awal 2026

Rabu, 01 Oktober 2025 | 15:53:19 WIB
Daniel Ek Mundur dari Kursi CEO Spotify Awal 2026

JAKARTA - Setelah hampir dua dekade berada di pucuk kepemimpinan Spotify, Daniel Ek akhirnya memutuskan untuk melepas jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO). Keputusan ini menandai babak baru perjalanan pribadi dan profesionalnya, sekaligus perubahan strategis besar bagi salah satu perusahaan teknologi musik terbesar di dunia.

Per 1 Januari 2026, Ek akan resmi beralih peran menjadi Ketua Eksekutif (Executive Chairman), meninggalkan tugas operasional sehari-hari dan menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada dua orang kepercayaannya, Alex Norström dan Gustav Söderström, yang akan menjabat sebagai co-CEO.

Fokus pada Strategi Jangka Panjang Spotify

Langkah Daniel Ek mundur dari jabatan CEO bukan berarti ia meninggalkan Spotify sepenuhnya. Dalam peran barunya sebagai Ketua Eksekutif, Ek justru akan mengambil posisi strategis yang lebih besar, berfokus pada arah jangka panjang perusahaan.

“Sebagai Ketua Eksekutif, saya akan lebih fokus pada visi jangka panjang: strategi, alokasi modal, upaya regulasi, dan keputusan yang akan membentuk dekade berikutnya bagi Spotify,” ujarnya dalam pernyataan resmi yang dikutip dari The Verge, Selasa.

Ia juga menegaskan bahwa kepemimpinan Norström dan Söderström tetap akan berada dalam pengawasannya secara langsung.
“Gustav dan Alex akan tetap melaporkan kepada saya, dan kami akan bekerja sama erat dengan Dewan Direksi kami,” tambahnya.

Perubahan struktur ini mencerminkan langkah strategis Spotify untuk memastikan keberlanjutan perusahaan di tengah dinamika industri musik digital yang terus berkembang.

Misi Baru: Melahirkan Perusahaan Teknologi Unggulan Eropa

Selain fokus membangun masa depan Spotify, Daniel Ek juga mulai mengarahkan energinya ke ambisi lain yang tak kalah besar — mendorong pertumbuhan ekosistem teknologi di Eropa. Ia menilai bahwa benua tersebut membutuhkan lebih banyak perusahaan seperti Spotify yang mampu bersaing di panggung global.

“Itulah mengapa beberapa tahun lalu, saya mengumumkan niat saya untuk membantu menciptakan lebih banyak perusahaan super ini, perusahaan yang mengembangkan teknologi baru untuk mengatasi beberapa tantangan terbesar zaman kita,” ungkap Ek.

Komitmen tersebut bukan sekadar retorika. Melalui perusahaan investasinya, Prima Materia, Ek telah berinvestasi secara aktif dalam teknologi masa depan. Pada Juni lalu, misalnya, ia memimpin putaran pendanaan sebesar 600 juta euro (sekitar Rp11,7 triliun) ke perusahaan drone asal Jerman, Helsing, dan menjabat sebagai ketua dewan perusahaan tersebut.

AI dan Medan Perang Masa Depan

Investasi Ek pada Helsing juga mencerminkan keyakinannya terhadap peran kecerdasan buatan (AI) dalam menghadapi tantangan geopolitik masa kini. Mengacu pada konflik antara Rusia dan Ukraina, Ek menyebut bahwa AI kini menjadi elemen penting dalam medan perang modern.

“Ada kesadaran besar bahwa kini AI, skala besar, dan otonomi yang menggerakkan medan perang baru,” katanya saat itu.

Namun langkah ini tidak luput dari kontroversi. Sejumlah musisi seperti Deerhoof, Massive Attack, Xiu Xiu, Godspeed You! Black Emperor, dan King Gizzard and the Lizard Wizard memutuskan menarik katalog musik mereka dari Spotify sebagai bentuk protes terhadap keterlibatan perusahaan Ek dalam pengembangan teknologi perang.

Dalam wawancara dengan media lokal, Greg Saunier, drummer Deerhoof, menyatakan bahwa mereka tidak ingin musiknya digunakan untuk mendanai proyek teknologi militer berbasis AI.
“Kami tidak ingin musik kami dan khususnya kesuksesannya mendanai teknologi perang AI,” ujarnya.

Dua Pemimpin Baru: Norström dan Söderström

Spotify kini bersiap menyambut era baru di bawah kepemimpinan ganda Alex Norström dan Gustav Söderström, dua sosok yang telah lama menjadi bagian penting perusahaan. Norström saat ini menjabat sebagai Chief Business Officer, sementara Söderström memimpin unit produk dan teknologi Spotify.

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di perusahaan, keduanya dianggap memiliki pemahaman mendalam tentang kultur dan visi Spotify.

“Kami memiliki keyakinan yang besar pada Alex dan Gustav saat mereka mengambil peran ini,” kata Woody Marshall, anggota dewan direksi Spotify.
“Mereka masing-masing telah bekerja di perusahaan ini selama lebih dari lima belas tahun dan telah berperan penting dalam mendorong kesuksesan kami dan memungkinkan Spotify untuk memimpin industri kami,” tambahnya.

Perubahan yang Sudah Lama Direncanakan

Menurut Marshall, pergantian kepemimpinan ini bukan keputusan mendadak. Spotify telah menyiapkan transisi secara internal selama bertahun-tahun. Perubahan struktur ini diyakini sebagai bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk mempertahankan posisi dominan di pasar streaming musik global yang semakin kompetitif.

Ek sendiri menyebut peran barunya sebagai Ketua Eksekutif lebih mencerminkan struktur perusahaan Eropa, di mana pendiri tetap aktif dalam menentukan arah strategis meski tidak lagi menjalankan operasional harian.

Spotify Menuju Babak Baru

Sejak didirikan oleh Daniel Ek hampir 20 tahun lalu, Spotify telah berkembang dari startup kecil di Swedia menjadi perusahaan streaming musik terbesar di dunia dengan ratusan juta pengguna aktif. Langkah Ek mundur dari jabatan CEO menandai akhir dari satu era dan awal dari era baru yang mungkin membawa Spotify ke level yang lebih tinggi lagi.

Dengan struktur kepemimpinan baru, fokus jangka panjang yang lebih tajam, dan dukungan inovasi teknologi yang terus berkembang, Spotify kini bersiap menghadapi tantangan masa depan sambil tetap mempertahankan posisinya sebagai pionir industri.

Terkini