JAKARTA - Stabilitas manajemen menjadi perhatian utama PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ketika perusahaan menghadapi sorotan publik akibat insiden kebocoran pipa distribusi air bekas operasi tambang di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Selasa, perseroan memutuskan melakukan perombakan jajaran direksi sebagai langkah strategis menjaga keberlangsungan kepemimpinan dan arah bisnis.
Dalam forum tersebut, pemegang saham menerima pengunduran diri Luke Mahony dari jabatan Direktur sekaligus Chief Strategy and Technical Officer. Sebagai penggantinya, Slamet Sugiharto ditunjuk untuk mengisi posisi tersebut. Penetapan berlaku sejak penutupan RUPSLB hingga berakhirnya masa jabatan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2028.
Harapan Penguatan Strategi dan Teknologi
Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer PT Vale, Bernardus Irmanto, menyampaikan bahwa perusahaan menyambut baik kehadiran Slamet Sugiharto. “Sebagai Perseroan yang mengedepankan teknologi dalam operasional tambang, kami menyambut kehadiran Slamet Sugiharto sebagai Direktur dan Chief Strategy and Technical Officer,” ujarnya.
Bernardus menambahkan, Slamet diharapkan mampu memperkuat strategi serta kapabilitas teknis perusahaan. Ia menegaskan, PT Vale akan tetap memastikan kesinambungan kepemimpinan yang solid dengan komitmen menjalankan praktik pertambangan terbaik, mendorong hilirisasi bertanggung jawab, dan menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan.
Susunan Lengkap Direksi PT Vale
Seiring perombakan tersebut, susunan direksi PT Vale kini terdiri atas:
Presiden Direktur & CEO: Bernardus Irmanto
Wakil Presiden Direktur & Chief Operation and Infrastructure Officer: Abu Ashar
Direktur & Chief Human Capital Officer: Heriyanto Agung Putra
Direktur & Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer: Budiawansyah
Direktur & Chief Financial Officer: Rizky Andhika Putra
Direktur & Chief Project Officer: Muhammad Asril
Direktur & Chief Strategy and Technical Officer: Slamet Sugiharto
Komposisi ini diharapkan memperkuat fondasi kepemimpinan perusahaan yang tengah menghadapi tantangan teknis maupun sosial akibat insiden kebocoran pipa.
Kebocoran Pipa Jadi Sorotan
Di sisi lain, publik menaruh perhatian besar pada insiden kebocoran pipa distribusi air bekas operasi tambang PT Vale. Material cair yang keluar dari jalur distribusi dilaporkan merembes hingga ke pemukiman warga, lahan pertanian, dan sebagian area sungai di Kecamatan Towuti, Luwu Timur.
Perusahaan menyatakan tengah memusatkan fokus untuk menghentikan penyebaran cairan tersebut. Upaya isolasi lokasi kebocoran telah dilakukan guna mencegah kerusakan lebih lanjut. Meski demikian, dampak insiden tetap dirasakan masyarakat sekitar, terutama petani yang bergantung pada sawah sebagai sumber mata pencaharian.
Petani Terdampak dan Janji Kompensasi
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, memastikan bahwa petani terdampak akan mendapatkan kompensasi layak. Kompensasi tersebut dianggap sebagai bentuk perlindungan negara terhadap kerugian usaha tani akibat insiden industri.
“Sekitar 30 hektare sawah di Desa Asuli, Kecamatan Towuti, mengalami gagal panen akibat terendam cairan dan tidak bisa dipanen,” jelas Sudaryono. Ia menegaskan bahwa penanganan awal sudah dilakukan, termasuk upaya isolasi area terdampak, agar kerusakan tidak semakin meluas.
Kehadiran pemerintah pusat memberi sinyal bahwa pemulihan sosial ekonomi warga menjadi perhatian serius, selain penanganan teknis di lapangan yang ditangani langsung oleh perusahaan.
Konsistensi PT Vale dalam Praktik Pertambangan
Meski menghadapi insiden, PT Vale menegaskan tetap berkomitmen menjalankan praktik pertambangan yang bertanggung jawab. Selama ini, perusahaan dikenal mengedepankan keberlanjutan, baik melalui pengelolaan sumber daya alam secara hati-hati maupun kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Komitmen hilirisasi yang diusung PT Vale juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah mineral di dalam negeri. Dengan kepemimpinan baru di bidang strategi dan teknologi, perusahaan berupaya memastikan insiden tidak menghambat agenda besar hilirisasi yang sedang dikejar.
Tantangan Reputasi dan Keberlanjutan
Perombakan direksi di saat bersamaan dengan isu lingkungan menandakan betapa pentingnya konsistensi kepemimpinan bagi perusahaan besar seperti PT Vale. Publik akan menilai sejauh mana langkah-langkah manajemen mampu mengendalikan dampak insiden sekaligus menjaga keberlanjutan operasional.
Di sisi lain, keberanian untuk merombak jajaran manajemen bisa dibaca sebagai upaya menjaga kepercayaan pemegang saham, pemangku kepentingan, dan masyarakat luas. Perusahaan dituntut tidak hanya menyelesaikan masalah teknis, tetapi juga memastikan adanya keadilan bagi warga yang terdampak.
Prospek dan Harapan ke Depan
Dengan bergabungnya Slamet Sugiharto, PT Vale diharapkan dapat memperkuat strategi teknologi dan tata kelola, terutama dalam mencegah kejadian serupa di masa depan. Ke depan, perusahaan juga dituntut meningkatkan keterbukaan informasi serta komunikasi publik, agar tidak hanya menyelesaikan masalah secara internal, tetapi juga mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi warga terdampak. Jika hal itu terwujud, insiden ini bisa menjadi momentum perbaikan menyeluruh dalam operasional pertambangan.
Perubahan manajemen PT Vale yang berlangsung di tengah isu kebocoran pipa menjadi titik krusial bagi perjalanan perusahaan ke depan. Langkah ini menunjukkan keseriusan perseroan menjaga kesinambungan bisnis sekaligus memperkuat tata kelola di tengah tekanan publik.
Dengan kepemimpinan baru dan komitmen pemerintah dalam melindungi petani terdampak, PT Vale diharapkan mampu mengubah tantangan menjadi peluang untuk memperbaiki reputasi sekaligus menegaskan komitmennya pada praktik pertambangan berkelanjutan.