Harga Komoditas Naik, MIND ID Tetap Jaga Laba Bersih Semester Pertama 2025

Rabu, 24 September 2025 | 10:58:53 WIB
Harga Komoditas Naik, MIND ID Tetap Jaga Laba Bersih Semester Pertama 2025

JAKARTA - PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) berhasil menjaga kinerja laba bersih sepanjang semester I-2025 meskipun pasar komoditas emas dan logam sedang berada pada tren penguatan.

Holding tambang BUMN tersebut mencatat laba bersih sebesar Rp17,36 triliun, relatif tidak berubah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp17,32 triliun.

Founder sekaligus Head of Research & Business Development Risat Capital, Rizkia Darmawan, menilai stabilitas ini dipengaruhi oleh meningkatnya porsi beban pendapatan. Kondisi tersebut membuat kenaikan harga komoditas tidak sepenuhnya mendorong margin keuntungan perseroan.

“Memang harga emas dan komoditas logam lain naik, tetapi harga beli dan beban pokok juga meningkat,” ujar Rizkia. Ia mencontohkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang margin kotor dari bisnis emas tetap tipis karena harga jual dan beli bergerak sejalan.

Pendapatan Naik, Beban Ikut Membesar

Dari sisi pendapatan, MIND ID mencatatkan lonjakan 63,43% menjadi Rp95,39 triliun sepanjang paruh pertama 2025, dibandingkan dengan Rp58,37 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Namun, beban pokok pendapatan juga melonjak ke Rp82,3 triliun, atau naik 63,35% dari sebelumnya Rp50,39 triliun.

Rizkia menambahkan, penyumbang terbesar stagnasi laba berasal dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Laba bersih PTFI turun akibat menurunnya pendapatan, meningkatnya beban pokok, kenaikan pajak, dan beban bunga. Bagian laba neto yang diterima MIND ID dari PTFI merosot 15,74% menjadi Rp15,11 triliun, dari sebelumnya Rp17,93 triliun.

Dengan kondisi tersebut, laba periode berjalan MIND ID masih tumbuh moderat ke Rp19,85 triliun, naik tipis dibandingkan Rp18,62 triliun pada periode sama tahun lalu. Namun, tren tersebut menunjukkan adanya tantangan serius bagi kelanjutan kinerja keuangan perseroan.

Dampak terhadap Dividen dan Investasi

Menurut Rizkia, stabilitas laba yang cenderung menahan laju pertumbuhan dapat berimplikasi pada kemampuan MIND ID dalam membayar dividen kepada BPI Danantara. Tekanan juga dirasakan pada ruang belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan.

“Dengan kebutuhan capex hilirisasi tetap besar, ruang pendanaan internal akan lebih terbatas,” jelasnya. Hal ini dapat memperlambat sejumlah proyek strategis yang tengah digarap holding tambang pelat merah tersebut.

Kondisi ini menjadi catatan penting bagi MIND ID dalam menjaga keseimbangan antara keuntungan jangka pendek dan kebutuhan investasi jangka panjang. Konsistensi dalam mengelola beban produksi menjadi faktor krusial agar perseroan dapat memanfaatkan tren penguatan komoditas.

Tren Harga Komoditas Global

Di pasar global, harga emas mencatat rekor tertinggi baru dengan mencapai US$3.791,10 per troy ons. Kenaikan ini dipicu oleh rencana China melalui People’s Bank of China (PBoC) yang berupaya memperkuat perannya sebagai kustodian cadangan emas negara asing.

Selain emas, harga tembaga juga berada dalam tren bullish sepanjang paruh pertama 2025. Harga sempat menembus level psikologis US$10.000 per ton, dengan kenaikan year to date mencapai lebih dari 15%. Aluminium pun bergerak stabil di kisaran US$2.600—US$2.700 per ton, atau meningkat 10% dibandingkan tahun lalu.

Harga timah turut mencatat kenaikan menjadi US$32.816 per ton, atau naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, tidak semua komoditas mengalami tren serupa. Harga batu bara dan nikel masih belum menunjukkan pemulihan secara tahunan.

Terkini

Purbaya Pastikan Dukungan APBN untuk IKN Lanjut 2026

Rabu, 24 September 2025 | 16:18:17 WIB

BI Longgarkan Suku Bunga, OECD Naikkan Proyeksi RI

Rabu, 24 September 2025 | 16:18:16 WIB

IHSG Catat Rekor Tertinggi, Analis Waspadai Potensi Koreksi

Rabu, 24 September 2025 | 16:18:14 WIB

Harga Buyback Emas Antam Naik, Simak Aturan Terbaru

Rabu, 24 September 2025 | 16:18:13 WIB