Bantuan Menag di Bali, Simbol Solidaritas Nasional

Senin, 22 September 2025 | 16:25:25 WIB
Bantuan Menag di Bali, Simbol Solidaritas Nasional

JAKARTA - Musibah banjir besar yang melanda Bali pada 10 September 2025 meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat setempat. Tidak hanya menelan korban jiwa, bencana ini juga merusak fasilitas umum, rumah warga, hingga tempat ibadah. Rasa duka ini tidak hanya dirasakan masyarakat Bali, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia. Hal itu tercermin dari langkah cepat Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, yang hadir langsung menemui korban banjir dan menyalurkan bantuan pada Sabtu (20 September 2025).

Dalam kunjungan yang berlangsung di Pura Taman Beji Pasar, Badung, Menag menyerahkan bantuan senilai Rp300 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk mendukung perbaikan pura sekaligus membantu korban banjir. Kehadiran Menteri Agama bukan hanya sebatas menyerahkan bantuan, tetapi juga menyampaikan pesan penguatan moral dan spiritual kepada masyarakat yang tengah berjuang bangkit dari musibah.

“Pada kesempatan ini, kami juga membawa sedikit bantuan. Jangan dilihat jumlahnya. Kami juga turut berduka atas penderitaan yang dirasakan saudara-saudara kami di sini,” ujar Nasaruddin dalam keterangan pers, Minggu (21 September 2025).

Pesan Kesabaran dan Harapan

Di hadapan masyarakat yang terdampak, Nasaruddin mengingatkan pentingnya kesabaran dalam menghadapi ujian. Ia mengajak warga untuk melihat musibah ini sebagai momentum peningkatan iman dan keteguhan hati.

“Semoga segera dipulihkan terutama perekonomiannya. Banyak bersabar, terimalah ini sebagai ujian, di mana ada ujian, di situ akan ada kenaikan kelas,” ucapnya.

Tak hanya itu, Menag juga mendoakan para korban jiwa agar mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. “Mari kita semua berdoa semoga yang gugur dalam musibah banjir mendapat tempat yang paling layak di sisi-Nya,” tuturnya penuh empati.

Solidaritas Bangsa dalam Duka

Nasaruddin, yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal, menegaskan bahwa duka yang dialami Bali juga dirasakan seluruh bangsa Indonesia. Baginya, semangat kebangsaan menuntut setiap warga untuk saling peduli dan mendukung ketika musibah menimpa salah satu daerah di Tanah Air.

“Sesama warga bangsa Indonesia, kita seperti sebuah badan. Saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di Bali, kami juga merasakan. Atas nama warga bangsa, atas nama Menteri Agama, kami turut merasakan hal yang sama,” tegasnya.

Pernyataan ini memperlihatkan bahwa solidaritas nasional tidak mengenal batas wilayah maupun agama. Kehadiran Menag di Pura Taman Beji Pasar menjadi simbol nyata toleransi sekaligus kebersamaan dalam menghadapi bencana.

Kondisi Lapangan: Dampak Banjir yang Tak Terduga

Bencana banjir di Bali kali ini termasuk salah satu yang terparah dalam sejarah wilayah tersebut. Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menggambarkan bagaimana derasnya air merendam kawasan Pasar Badung.

“Ada dua titik yang terdampak banjir di Pasar Badung ini. Saat itu banjir di sini mencapai ketinggian 4-5 meter lebih,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, kondisi tersebut benar-benar mengejutkan karena wilayah Pasar Badung sebelumnya jarang mengalami banjir besar. “Di jalan Gajah Mada itu saja ketinggian sampai sepinggang,” ujarnya.

Bencana ini mengakibatkan kerusakan parah. Beberapa rumah warga luluh lantak, pura rusak, bahkan ada korban jiwa yang meninggal dunia. “Kami laporkan kepada Pak Menteri. Saat ini ada korban yang meninggal, dan ada juga Pura yang rusak, dan banyak juga rumah yang rusak parah. Terima kasih kami ucapkan, atas bantuan yang dibawa oleh Bapak Menteri Agama,” tambahnya.

Bantuan Sebagai Pemicu Pemulihan

Bantuan yang diberikan Menag memang tidak bisa menutupi seluruh kerugian yang diderita masyarakat. Namun, kehadirannya membawa makna lebih besar: menumbuhkan optimisme bahwa masyarakat Bali tidak sendirian dalam menghadapi cobaan. Kehadiran seorang menteri yang secara simbolis menyerahkan bantuan juga dapat menjadi pemicu hadirnya bantuan lain dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, daerah, maupun organisasi masyarakat.

Selain itu, bantuan Rp300 juta yang disalurkan bukan hanya bernilai materi, melainkan juga mengandung pesan solidaritas kebangsaan. Ia menjadi bukti bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat, khususnya di masa krisis.

Harapan Pemulihan Bali

Dalam jangka panjang, bencana banjir ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah daerah dan masyarakat Bali. Salah satu fokus ke depan adalah upaya normalisasi Waduk Muara Nusa Dua, sebagaimana disampaikan sebelumnya oleh otoritas terkait, guna mencegah banjir serupa terulang.

Bali sebagai destinasi pariwisata dunia tentu memiliki kepentingan besar dalam memastikan keamanan dan kenyamanan wilayahnya. Pemulihan ekonomi pascabencana, khususnya sektor pariwisata dan perdagangan lokal, menjadi tantangan yang tidak ringan. Oleh karena itu, solidaritas nasional yang ditunjukkan lewat bantuan pemerintah pusat, termasuk dari Kementerian Agama, sangat berarti.

Kunjungan Menag Nasaruddin Umar ke Bali dan penyaluran bantuan Rp300 juta bukan sekadar aksi tanggap darurat, melainkan juga simbol kuat solidaritas nasional. Kehadirannya di tengah masyarakat Hindu Bali memperlihatkan wajah Indonesia yang beragam namun tetap bersatu dalam menghadapi musibah.

Di balik duka akibat banjir, tersimpan harapan bahwa persaudaraan dan kepedulian antarwarga bangsa dapat mempercepat pemulihan Bali. Pesan Menag agar masyarakat bersabar dan melihat musibah sebagai ujian menjadi pengingat bahwa setiap bencana bisa menjadi jalan menuju kebangkitan.

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:14 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:10 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB