Ekstrak Kakao Terbukti Bantu Lawan Penuaan dan Penyakit Jantung

Jumat, 19 September 2025 | 14:20:46 WIB
Ekstrak Kakao Terbukti Bantu Lawan Penuaan dan Penyakit Jantung

JAKARTA - Siapa sangka bahan yang selama ini identik dengan cokelat ternyata menyimpan manfaat kesehatan luar biasa? Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ekstrak kakao, jika dikonsumsi dalam bentuk suplemen, dapat membantu memperlambat penuaan sekaligus melindungi kesehatan jantung.

Temuan ini dipublikasikan melalui uji coba jangka panjang yang dilakukan tim peneliti dari Rumah Sakit Brigham and Women’s di bawah program COSMOS. Hasilnya memberi harapan baru bahwa pola makan nabati, termasuk produk kakao yang kaya flavanol, mampu mengurangi peradangan yang sering menjadi pemicu berbagai penyakit kronis.

“Hal ini memperkuat pentingnya pola makan nabati yang beragam dan berwarna-warni, terutama dalam konteks peradangan,” ujar Dr. Howard Sesso, penulis korespondensi studi tersebut, seperti dikutip dari New York Post, Rabu (17 September 2025).

Flavanol Kakao, Antioksidan Kuat untuk Tubuh

Sejumlah penelitian terdahulu sudah menemukan bahwa ekstrak kakao kaya akan flavanol, senyawa antioksidan yang mampu melawan peradangan, meningkatkan elastisitas pembuluh darah, sekaligus mencegah pembekuan darah. Mekanisme inilah yang membuat konsumsi kakao dalam bentuk suplemen dipandang potensial sebagai salah satu strategi mendukung penuaan sehat.

Sesso menekankan, penelitian kali ini berfokus pada hubungan antara peradangan akibat penuaan dan kesehatan kardiovaskular. “Kami menyadari pentingnya tumpang tindih antara penuaan yang sehat dan kesehatan kardiovaskular, di mana peradangan terkait penuaan dapat mengeraskan arteri dan menyebabkan penyakit kardiovaskular,” jelasnya.

Studi COSMOS: Menyelami Hubungan Kakao dan Peradangan

Dalam uji coba COSMOS, peneliti menganalisis sampel darah dari 598 orang peserta berusia 60 tahun ke atas. Mereka mengonsumsi suplemen ekstrak kakao selama dua tahun, lalu hasilnya dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Para peneliti memantau sejumlah biomarker peradangan, termasuk tiga protein pro-inflamasi yang biasanya mempercepat kerusakan sel, satu protein anti-inflamasi, dan satu protein yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh.

Hasilnya cukup signifikan: kadar salah satu protein pro-inflamasi yang berhubungan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung menurun hingga 8,4 persen setiap tahun pada kelompok yang mengonsumsi ekstrak kakao.

Lebih jauh lagi, data menunjukkan orang yang rutin mengonsumsi suplemen ini memiliki kemungkinan 27 persen lebih rendah untuk meninggal akibat penyakit kardiovaskular dibandingkan kelompok kontrol.

Membuka Pertanyaan Baru di Dunia Medis

Selain menurunkan kadar protein berbahaya, penelitian juga menemukan peningkatan interferon-?, yaitu sitokin yang berhubungan dengan imunitas tubuh. Menurut Dr. Yanbin Dong, penulis senior studi ini, temuan tersebut membuka jalan baru bagi penelitian lebih lanjut.

“Menariknya, kami juga mengamati peningkatan interferon-?, sitokin yang berhubungan dengan imun, yang membuka pertanyaan baru untuk penelitian di masa mendatang,” jelasnya.

Dong menegaskan bahwa meskipun ekstrak kakao menunjukkan hasil menjanjikan, itu bukan berarti bisa menggantikan pola hidup sehat. Olahraga teratur, pola makan seimbang, dan pengendalian stres tetap menjadi kunci utama menjaga kesehatan seiring bertambahnya usia.

Dari Cokelat ke Suplemen: Transformasi Kakao untuk Kesehatan

Banyak orang mengaitkan kakao dengan makanan manis seperti cokelat. Namun, manfaat kesehatan yang ditemukan dalam penelitian ini berbeda dengan konsumsi cokelat biasa, karena cokelat olahan sering mengandung gula dan lemak tambahan.

Ekstrak kakao dalam bentuk suplemen diproses untuk mempertahankan kadar flavanol dalam jumlah tinggi, sehingga memberikan manfaat medis tanpa risiko tambahan dari konsumsi gula berlebih. Inilah yang membuat penelitian ini lebih relevan dalam konteks pencegahan penyakit dan perawatan jangka panjang.

Implikasi untuk Gaya Hidup Modern

Penuaan sehat kini menjadi perhatian global, terutama karena meningkatnya angka harapan hidup. Namun, risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, hingga demensia sering meningkat seiring bertambahnya usia.

Penelitian ini memberi sinyal positif bahwa intervensi sederhana melalui nutrisi berbasis tanaman bisa menjadi tambahan strategi pencegahan. Bagi banyak orang yang sulit mengubah pola makan secara drastis, suplemen ekstrak kakao mungkin dapat menjadi jembatan menuju kesehatan yang lebih baik.

Meski begitu, para ahli tetap mengingatkan untuk tidak menganggapnya sebagai “pil ajaib”. Suplemen hanyalah bagian kecil dari gambaran besar, di mana keseimbangan gaya hidup tetap memegang peran utama.

Penemuan mengenai manfaat ekstrak kakao ini semakin memperkuat bukti bahwa alam menyediakan banyak solusi bagi kesehatan manusia. Flavanol dalam kakao bukan hanya memberi manfaat jangka pendek, tetapi juga berpotensi menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Sebagaimana ditekankan Dr. Sesso, memperhatikan pola makan nabati beragam akan memberi dampak besar dalam menjaga kesehatan. Dan meski ekstrak kakao bukan pengganti pola hidup sehat, penelitian ini menjadi langkah penting untuk memahami bagaimana makanan alami bisa membantu manusia menua dengan lebih sehat dan berkualitas.

Dengan temuan ini, kakao bukan lagi sekadar bahan pembuat cokelat, tetapi bisa dipandang sebagai sekutu potensial dalam melawan penuaan dan menjaga jantung tetap sehat.

Terkini